ilustrasi |
DI satu grup di dunia maya, saya
menyaksikan debat yang tak pernah menemukan titik temu. Debat itu adalah
tentang sunni – syiah. Mereka yang sunni mengemukakan dalil, argumen, serta
banyak ayat-ayat demi untuk menyatakan bahwa kelompok syiah adalah sesat.
Demikian pula yang syiah. Mereka berusaha bertahan dan tuduhan sesat.
Paa dasarnya, apa yang diperdebatkan
adalah hal yang terjadi di masa silam. Mereka punya penafsiran berbeda,
kemudian penafsiran itu tak pernah bisa didamaikan di masa kini. Susahnya,
mereka yang berdebat bukanlah para pakar atau sosok yang rajin menelaah kitab.
Masing-masing hanya mendengar dari ustadnya, kemudian menganggap itu
satu-satunya kebenaran. Jangankan bahasa Persia, bahasa Arab pun tak mereka
kuasai. Padahal, tanpa menguasai bahasa Arab, bagaimana mungkin mereka bisa
menelaah kitab dan mendapat langsung informasi dari sumber-sumber primer.
Yang bikin saya geleng-geleng kepala
adalah mengapa mereka yang hidup di masa kini mau-mau saja terjebak pada
konflik di masa silam? Bukankah jauh lebih baik jika melihat masa kini dengan
jernih, kemudian sama-sama menentukan hendak ke mana mengarahkan kemudi masa
depan? Bukankah jauh lebih baik menerima kondisi umat yang tengah terpuruk,
lalu sama-sama mencari solusi untuk memperbaiki masa kini dan menata masa
depan?
Debat tentang sunni dan syiah adalah debat
yang tidak produktif. Malah aneh, sebab orang-orang masih memperdebatkan
hal-hal masa silam, sementara bangsa lain telahmemasuki abad nuklir dan abad
satelit. Pertanyaan yang muncul di benak saya, apakah bisa kita memenangkan
persaingan di abad nuklir ketika energi kita hanya tercurah untuk membuktikan
bahwa kelompok lain sesat?
2 komentar:
Mungkin karena mereka bangga bilamana mampu berucap kata sesat pada golongan selainnya. Konsep hitam putih mereka pakai. Padahal mereka tidak menyadari bahwa warna itu banyak.
Keren tulisannya kanda
ada yang tidak berdebat tapi malah bermusuhan dalam bersikap Pak. ketika beberapa negara timur tengah dikuasai rezim syiah, masyarakat yang mengaku sunni enggan membantu mereka jika terjadi apa-apa.
Posting Komentar