Melihat Ijazah, Melihat Diri



SETELAH menunggu selama lebih kurang dua bulan, akhirnya ijazah itu datang juga. Ijazah itu telah menempuh perjalanan yang amat jauh, telah melintasi benua, hingga akhirnya tiba di tanganku. Ketika menggenggamnya, aku tiba-tiba saja membayangkan kerja keras ketika tiba di Amerika, semua kesulitan yang pernah dihadapi, serta kebahagiaan ketika berhasil melalui semua tantangan. Ijazah ini adalah bukti kerja keras demi menghadapi tantangan.

Banyak orang yang mengira bahwa studi di luar negeri ibarat sedang melancong ke negeri lain. Banyak yang menyangka bahwa para mahasiswa di luar negeri adalah para pencari kerja sampingan demi untuk menambah jumlah pundi-pundi uang ketika kembali. Banyak yang berpikir bahwa aku akan kaya-raya ketika kembali dari luar negeri.

Semuanya adalah keliru. Para mahasiswa di luar negeri sama halnya dengan mahasiswa di dalam negeri. Aku menjalani hidup pas-pasan, tak punya banyak waktu jalan-jalan sebab mesti mengirit keuangan demi mencukupi kebutuhan keluarga, serta menjalani hari dengan tugas-tugas perkuliahan. Kampus-kampus di Amerika menempa mahasiswanya dengan keras. Para dosen memperbanyak bacaan, kemudian berdiskusi, hingga akhirnya para mahasiswa diajak untuk membuka wawasan dan melihat banyak hal.


Tadinya aku serba khawatir. Meskipun hari-hariku selalu bergegas, pada akhirnya aku bisa melalui semuanya. Dua tahun di luar negeri adalah waktu yang cukup singkat untuk menjalani perkuliahan, demi membawa pulang simbol keberhasilan di situ. Dan pada akhirnya, aku berhasil melalui semua tantangan yang paling berat.

Ibarat mendaki gunung, aku akhirnya sukses mencapai puncak. Saat tiba di puncak, aku akhirnya menyadari bahwa akan selalu ada puncak lain yang mesti didaki. Hidup adalah perpindahan dari satu masalah ke masalah yang lain. Tak penting seberapa banyak puncak yang telah didaki. Yang jauh lebih penting adalah pada setiap jalan menuju puncak, kita belajar banyak hal yang kemudian memperkaya rasa kemanusiaan serta mengasah nurani. Pada titik ini kita menemukan bahagia menjalani semua proses dan melalui rintangan.(*)


Baubau, 29 Juli 2013

1 komentar:

Zefy Arlinda mengatakan...

wahhh,,,,senangnya,selamat ya pak

Posting Komentar