Bunga-Bunga di Tahun Baru




Yang paling kutakutkan dari setiap tahun baru adalah umur yang kian menua, sementara tak banyak yang bisa kutorehkan bagi sekitarku. Aku tak sanggup menghitung usia, sementara tak ada hal berguna yang pernah kubuat. Aku takut menatap waktu silam, sebab di situ akan kutemukan diriku yang berkarat dosa. Hari-hariku berjalan bagai air mengalir, tanpa proses belajar dari semua kesalahan yang pernah kulakukan.

Jika masa silam adalah cermin, di situ kutemukan coreng-moreng dan noda-noda. Aku paham bahwa noda-noda itu adalah karat-karat dosa dan kebodohan masa silam, yang terus memenjarakanku. Akan tetapi aku tak kuasa sebab noda-noda itu telah lama menawan hatiku, hingga aku tak mampu menemukan jalan keluar atau cahaya terang.

Yang paling kutakutkan dari setiap tahun baru adalah kesadaran bahwa diriku terus meniti di jalan yang sama. Aku seolah tak pernah beranjak. Telah puluhan kali kurasakan tahun baru, akan tetapi diriku tak pernah mengalami 'kebaruan.' Aku tetaplah aku yang dahulu membuat resolusi di awal tahun, dan di tahun berikutnya, akan kembali mengulang resolusi yang sama. Aku adalah manusia yang suka berjanji, namun tak punya daya untuk mewujudkan janji itu. Bukankah janji hanya manis diucap?


***


Yang paling membahagiakan dari tahun baru adalah adanya harapan akan masa depan. Masa silam yang kelam adalah tanah hitam yang pekat. Di situ akan tumbuh bunga-bunga pengharapan yang indah. Bunga-bunga itu lahir dari perenungan bahwa sekelam apapun masa silam, selalu ada harapan di masa depan. Kekelaman itu akan menjadi pupuk yang kemudian menjemakan taubat, lalu menyuburkan harapan bahwa bunga-bunga perubahan akan semerbak merona.

Yang paling membahagiakan dari masa depan adalah matahari yang terus bersinar. Matahari itu menghadirkan optimisme bahwa seberat apapun kesalahan, maka selalu ada hari esok untuk berbenah. Kegelapan akan tergantikan oleh cahaya ketika kita menyadari bahwa kita sesungguhnya berada di titik nol, lalu menanam niat baik yang kelak tumbuh menjangkau mega-mega.

Kesalahan adalah cermin yang mengingatkan sisi lain diri kita. Kesadaran atas kesalahan adalah para malaikat yang memberikan warning buat kita untuk tidak jatuh pada lubang yang sama. Refleksi atas kesalahan adalah kompas yang melahirkan kita sebagai manusia baru yang berbeda.

Kesalahan itu menjadi tanda bahwa pada titik tertentu, kita adalah manusia biasa yang sering berbuat dosa. Namun kita adalah manusia luar biasa ketika bisa mentransformasi kesalahan-kesalahan menjadi kekuatan yang menggerakkan. Kita adalah kupu-kupu dengan warna indah, setelah merefleksi diri dalam wujud kepompong.

***


Aku takut sekaligus bahagia dengan tahun baru. Ketakutan membuatku waspada. Kebahagiaan membuatku selalu optimis. Di antara ketakutan dan kebahagiaan itulah kuanyam hari-hariku. Aku bukanlah manusia yang terlahir sempurna. Aku adalah manusia biasa yang berkarat dosa-dosa. Namun aku masih menyisahkan sekeping hatiku untuk menanam bunga-bunga harapan. Kelak, harapan itu akan tumbuh dan kuat mengakar, dan di setiap pucuknya terselip kembang-kembang yang merona.

Bukankah harapan itu adalah sesuatu yang amat indah?


Athens, 2 Januari 2013

0 komentar:

Posting Komentar