Pengemis Kota New York

-->
PENGEMIS tak hanya bisa ditemukan di Kota Jakarta. Pengemis bisa pula ditemukan di jalan-jalan ramai kota New York. Namun yang membedakan mereka adalah metode dalam mengais-ngais duit dari kantong para pejalan. Kusimpulkan kalau dunia pengemis adalah dunia yang sarat dengan manajemen kesan agar semua orang bisa tersentuh dan mengalirkan rezeki.

Suatu hari, di jalanan riuh kota New York, aku melihat badut yang mengingatkan pada karakter boneka Sesame Street berdiri di jalan raya. Aku lalu menghampirinya lalu mengajaknya foto bersama. Setelah pasang senyum sana sini, kamera menjepret beberapa kali. Saat hendak pergi dan berkata "thank you", sang badut tiba-tiba mengucapkan sesuatu. Ia meminta bayaran karena telah mengajaknya berfoto bersama.

Mulanya aku terheran-heran. Baru tahu aku kalau ternyata ia adalah seorang pengemis. Namun, aku salut juga dengan caranya yang unik. Ia tidak sekadar menadahkan tangan, ia kreatif dalam menyiasati kota New York yang dilintasi demikian banyak turis, dan membutuhkan obyek untuk berfoto.

Di Indonesia, para pengemis juga tak kalah kreatif. Mereka bisa merekayasa intonasi suara, penampilan sekumal mungkin, maah kadang sengaja membat luka atau borok di kaki demi membangkitkan rasa iba. Di bulan Ramadhan, para pengemis kian bertambah. Mereka paham bahwa masyarakat ingin berbuat baik dan rela mengeluarkan duit demi amal.

Pada akhirnya aku berkesimpulan kalau dunia sosial adalah dunia di mana semua manusia melancarkan strategi dan siasat. Dunia sosial adalah dunia di mana semua orang akan bertarung demi memenangkan kehidupan. Dalam arena itu, ada yang menang, namun ada yang kalah. Namun bukan berarti bahwa mereka yang kalah benar-benar kalah. Mereka tetap masuk arena dan bertarung demi sejumput rezeki yang mungkin ibarat tai kuku bagi mereka yang menangguk banyak.

pengemis kota New York

-->
Para pengemis adalah mereka yang berusaha bertahan hidup, merendahkan diri, menadahkan tangan. Mereka tak meminta lebih. Mereka juga tak ingin memaksa Anda. Mereka hanya meminta satu sen atau dua sen. Mereka hanya ingin bertahan hidup, sebagaimana pengemis kota New York yang berbaju badut.

Usai mengeluarkan lembaran sedollar, ia mengecup lembaran kertas itu, lalu membuka topeng badutnya. Hmmm.. Ada senyum manis tersungging di situ.(*)


Athens, 14 September 2012
Saat mengenang New York

1 komentar:

Aries Setiadi mengatakan...

Sayangnya di beberapa stasiun Metro Subway mulai ada juga yang mengemis dengan meminta-minta langsung. Bahkan ada pula yang meminta-minta di dalam kereta. Sempat kepikiran kalau pengemis di New York punya ilmu investasi. Secara masuk area kereta berarti mereka telah membeli tiket seharga USD2.25. Mereka minimal mengemis dapat break even point dong he he he.

Posting Komentar