Dua Demo, Satu Isu

dua demonstrasi yang berdampingan

TADINYA saya pikir mereka satu barisan dalam menyuarakan aspirasi. Setelah mendekat dan memotret, saya baru sadar kalau mereka yang berdemonstrasi kemarin di depan Baker Center, kampus Ohio University, punya dua isu berbeda. Kelompok pertama menentang perkawinan para gay atau sesame jenis, sementara yang kedua justru mendukungnya atas nama cinta. 

Inilah Amerika Serikat (AS). Anda bisa berbeda isu, beda aspirasi, tapi bisa menyatakan sikap saat bersamaan. Semua penyampaian aspirasi dilakukan dengan cara yang santun dan sopan. Saya belum pernah melihat aksi sebagaimana yang saya saksikan di tanah air yakni menutup jalan, berteriak-teriak dengan menggunakan pengeras suara, bakar ban bekas, memecahkan kaca perkantoran publik, atau membakar mobil. 

kubu yang menentang pernikahan sesama jenis

Di sini, semuanya serba teratur. Bahkan saat berdemo pun, mereka yang berbeda pendapat sengaja melakukannya bersama-sama. Mereka adu argumentasi serta menyerahkan pada publik untuk memilih hendak mendukung yang mana. Saya datang mendekat ke dua kubu yang saat demo berdampingan itu. 

Kubu pertama menentang pernikahan sesama jenis. Mereka membentangkan spanduk tentang ajaran agama. Saya melihat kutipan yang diambil dari Injil, serta beberapa kali saya mendengar sang orator menyebut nama Yesus Kristus. Mungkin, mereka melihat bahwa pernikahan gay atau homoseks justru menentang iman Kristiani. 

kubu yang mendukung

Kubu yang satu lagi mendukung pernikahan itu. Mereka membentangkan spanduk yang bertuliskan atas nama cinta. Belakangan, isu pernikahan sejenis kembali marak diperbincangkan di Athens, Ohio. Media massa juga banyak yang menampilkan perdebatan atau adu argumentasi di kalangan kubu-kubu berbeda. Saya sendiri memilih hanya menyaksikan saja. 

Saya hanya mencatat sifat manusia yang menginginkan agar keberadaan atau eksistensinya diakui dan diterima masyarakat. Namun di sisi lain, ada sekelompok manusia yang membawa pesan langit dan hendak menafikan keberadaan satu kelompok. Anda sendiri mendukung yang mana? 



2 komentar:

Dwi Ananta mengatakan...

Indah :) ketika perbedaan pendapat tidak menimbulkan permusuhan dan sikap anarkisme...

Saya mendukung :) cinta adalah hal yang tidak bisa dikendalikan atau diatur menurut saya. Kita tidak bisa memilih siapa yang akan kita cintai :)
Meskipun terkadang masih “geli” melihat kaum homoseksual V^^

Yusran Darmawan mengatakan...

saya setuju skali dgn dwi. apa kabar nih? kuliahnya udah kelar?

Posting Komentar