Tanpa Latihan, Langsung Ikut Kompetisi Badminton

SEUMUR-umur, saya tak pernah memasuki lapangan badminton. Kalaupun pernah main badminton, maka itu hanya terjadi di masa kecil. Itupun hanya sebatas tepok bulu ayam dengan raket murahan. Tak pernah saya berniat untuk belajar olahraga ini, Apalagi jika sampai harus ikut pertandingan. Namun, tadi siang, tiba-tiba saja saya terpaksa ikut kompetisi badminton. Dan harus melawan pemain India. What? 

Sebulan ini saya cukup rutin berolahraga. Di malam hari, saya rajin ke Ping Center, pusat rekreasi dan kebugaran di kampus. Fasilitasnya sangat lengkap. Mulai dari Gym, lapangan voli, basket, beladiri, futsal, squash, hingga tebing buatan untuk arena panjat-panjatan. Tujuan saya berolahraga hanya untuk menjaga kebugaran. Maklumlah, beban sekolah mulai terasa berat. Tanpa olahraga, saya merasa badan ini selalu sakit-sakit. 

tanpa latihan, langsung bertanding

Saya menggemari dua cabang olahraga yakni badminton dan tenis meja. Dua-duanya menantang. Namun saya lebih suka badminton. Dikarenakan saya masih hijau di olahraga ini, saya selalu memilih teman tanding yang juga masih hijau alias junior. Saya tak ingin bertanding dengan yang udah jago dan berpotensi mempermainkan saya di lapangan. Saya memilih lawan tanding yang selevel. 

Sejak seminggu lalu, teman-teman di Perhimpunan Mahasiswa Indonesia Amerika Serikat (Permias) Athens di Ohio University (OU) mempersiapkan turnamen badminton. Pesertanya adalah seluruh mahasiswa OU. Namun, entah kenapa, peminat olahraga ini kebanyakan dari Asia yakni dari Cina, Korea, India, Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, hingga Bangladesh. Saya tak menemukan satupun nama mahasiswa asal Eropa yang ikut bermain. Padahal, kata teman-teman, juara tahun lalu adalah mahasiswa asal Jerman. 

spesialis pungut bola. hehehe

Tahun ini, saya kebagian tugas sebagai panitia. Tapi, saat tiba di Ping Center, saya melihat nama saya terdaftar untuk bermain di ganda putra bersama seorang sahabat asal Yogyakarta. Tadinya saya ingin menolak sebab khawatir akan mempermalukan diri sendiri. Tapi, saya melihat permainan beberapa cewek asal Cina juga biasa-biasa, malah agak parah. Makanya saya memberanikan diri untuk ikut bertanding. 

Seperti biasa, hasilnya bisa ditebak. Saya dan pasangan tersingkir di babak penyisihan. Tapi itu masih untung. Sebab kami masih bisa mencetak cukup banyak poin. Tak soal kalah dan menang, yang penting bisa meramaikan ajang tersebut. Iya khan?

teman-teman asal Cina dan Thailand yang jadi peserta kompetisi


7 komentar:

Atyra mengatakan...

nanti juga uji tanding klo sdh di tanah air kanda..hehe

Patta Hindi Asis mengatakan...

karena indonesia punya tradisi juara di bulu tangkis, seharusnya kanda yusran bisa juara di kompetisi itu...:)

Yusran Darmawan mengatakan...

@Patta: Mestinya, Indonesia bisa juara. apalah daya, saya hanya seorang pemula di ranah olahraga yang buat nama Indonesia populer di mana-mana.

A s l a n mengatakan...

kanda, minumannya itu teh kotak ya...? klu disana harganya berapa?

Anugerah (ugha) mengatakan...

Heyyy itu teh kotak :D

Hahahah...

Yusran Darmawan mengatakan...

@Aslan dan @Ugha: itu memang teh kotak. saya dan teman2 beli di Asian Market dengan harga yang cukup mahal. tapi lumayanlah untuk dibagikan pada peserta lomba. hehehe

delco mengatakan...

boleh juga....

Posting Komentar