Kekasih, Rindu Ini Mulai Menikam


SEMALAM aku bermimpi tentangmu. Kita berada di satu tenda kuning di tepi telaga. Di sekitar kita ada banyak daun-daun maple yang berserakan. Kita sedang camping dan melewatkan malam sambil bersenandung. Dirimu menunjukkan padaku si kecil yang mulai tumbuh besar. Dirimu bercerita banyak hal, tentang dirinya yang suka pakai baju-baju unik, dirinya yang berkuncir kuda, dan dirinya yang mulai meniru-niru dirimu.

Tiba-tiba aku terjaga dan menyadari bahwa kita terpaut jarak ribuan kilometer. Aku melihat sekeliling. Tak ada pohon maple. Hanya ada dinding kamar yang berwarna putih. Aku merindukan kembali kehangatan di mimpi itu ketika kita bersama-sama dan saling berceloteh tentang hal-hal sepele, atau pertengakaran kecil, yang kemudian diakhiri dengan saling tertawa.

Lebih lima tahun kita membangun kerajaan cinta. Aku bukanlah lelaki yang baik. Tapi aku selalu berusaha jadi yang terbaik untuk dirimu. Cinta kita tengah memasuki satu babakan paling krusial. Ada ranjau-ranjau yang terus bertebaran, situasi-situasi yang membuat cinta kita terus diuji oleh sembilu waktu. Aku selalu kangen dirimu, juga kangen dirinya. Namun jarak selalu saja menjadi pemisah yang menghalangi hasratku untuk ikut menciumi dan menyayangi buah hati kita. Tapi jarak ini pula yang kelak akan membawa kita menuju petualangan yang lama kita bicarakan, pada saat pertama ketika diriku menemui dirimu di satu pagi yang ceria saat dirimu belum mandi. 


Kekasih, rindu ini mulai menikam...
Kekasih, apakah dirimu dan dirinya masih mengingat diriku di malam gelap ini?

4 komentar:

darmawati alimuddin mengatakan...

so sweet kak..wanita yang belum mandi itu sungguh sangat beruntung..:)

Anonim mengatakan...

siapa wanita yang blum mandi itu?
(emma)

Yusran Darmawan mengatakan...

hehehe. siapa ya?

ikadaengtene@gmail.com mengatakan...

Suit suit..

Posting Komentar