Opera Sabun Kisah Kerajaan

PERNIKAHAN Pangeran William dan Kate Middleton diberitakan dengan begitu dahsyat oleh media massa kita. Publik seolah semaput dan menganggap berita itu sebagai berita yang penting. Media mengemas berita kita menjadi kemasan yang laku dijual, kemudian diangggap sebagai hal yang penting. Di era modern seperti sekarang, semua yang tidak penting menjadi hal penting. Informasi datang tanpa permisi, tanpa perlu mengetuk pintu rumah, dan tiba-tiba saja kita dijejali tanpa kuasa menolak. 

peluncuran buku sebelum pernikahan
Di sisi lain, ada paradoks pada masyarakat kita. Mereka sudah amat rasional, namun tetap saja berdiri di atas mitos dan dongeng. Masyarakat masih memelihara mitos tentang bertahannya sebuah kerajaan, mitos tentang keselamatan negeri terletak pada kebahagiaan para raja dan pangeran. Kesejahteraan negeri seolah terletak pada kemurahhatian para putri raja. Bisakah kita menyebutnya kerinduan? Mungkin. Kisah kerajaan bukan sekadar kisah pengantar tidur, namun diikuti layaknya kegemaran menyaksikan sebuah opera sabun. Kisah kerajaan seolah cerminan kemasalahatan negeri di mana nasib kita semua dipertaruhkan di situ.

Ini bukan zaman dongeng. Tapi tetap saja media kita menciptakan Cinderella untuk hadir di rumah kita. Kita bertepuk tangan, di tengah derita kita sibuk memikirkan apakah asap dapur akan mengepul hari ini ataukah tidak.(*)

0 komentar:

Posting Komentar