ISTRIKU rapuh. Belakangan ini ia mudah jatuh sakit. Hampir setiap hari ia selalu saja migrain alias sakit kepala. setiap kali diriku menanyakan kabar, dirinya akan berkata sedang sakit. Kau tahu, di kota yang jauh ini aku selalu cemas mendengar dirinya sedang sakit. Kutakut jika sakit itu kelak akan membawa dampak bagi sesuatu yang sedang diperamnya. Tapi, apakah memang benar demikian?
Ibu dan adik sudah memberi masukan. Ibu yang mengatakan itu gejala alamiah bagi seorang gadis yang sedang berbadan dua. Aku yakin ibu benar sebab ia sudah melewati tahap-tahap mengandung empat orang anak, kemudian melahirkan dan membesarkannya. Ia melewati banyak moment pengting yang sekarang ini sedang kujalani. Mestinya aku lebih tenang dengan segala masukan ibu. Tapi tetap saja galau ini sukar dipadamkan. Ada semacam kerikil yang menggelayut setiap kali diriku menarik napas.
Istriku yang jauh. Aku ingin melihat dirimu yang ceria dan tak ada beban sebagaimana nampak pada foto di atas. Aku ingin melihat dirimu selalu tersenyum sebagaimana senyuman kanak-kanak, sesuatu yang pertama mengikatkan hatimu dan hatiku. Aku ingin mengembalikan masa-masa lalu yang penuh kemanjaan, keceriaan, dan ada suara-suara bahagia yang berbisik di sudut hati kala sedang bersua.
Kelak, istana impian kita akan kelar di pucuk awan sana, dan di situ akan kuletakkan penangkap bintang agar dirimu tak perlu melihatnya dari kejauhan. Setiap saat dirimu bisa menyentuh, mengaguminya, sekaligus menjelmakan diri sebagai bintang. Hei.... bukankah dirimu adalah bintang?
Jakarta, 17 Maret 2011
2 komentar:
aaa romantisnya kak :D
semoga kak dwi dan si baby sehat selalu. amin :)
pergi dan nikmati hari, karena setiap hembus udara-Nya adalah karunia dan setiap tetes rinai hujan adalah kemurahan-Nya. Adalah hidup bila kita menangkap maknanya, adalah bahagia bila mensyukurinya, di setiap detak jantungnya adalah harapan bagi semesta, tetaplah ceria karna kutitipkan bait-bait pengharapan atasnya.
Posting Komentar