Imajinasi di Toko Buku

KELAK, aku ingin memiliki sebuah toko buku di sudut jalan. Tak perlu besar. Cukup yang kecil sehingga diriku kelak bisa menyaksikan siapa saja yang masuk dan keluar toko. Terdapat bel di pintunya yang berfungsi sebagai petunjuk jika ada yang membuka atau menutup pintu kaca tersebut. Aku membayangkan rak-rak buku yang berderet rapi. Di situ, diriku menanti para pengunjung dan membantu apa yang dibutuhkan.

Aku membayangkan sebuah interaksi. Para pegunjung akan menyapa dan bertanya apa isi buku-buku di situ. Mereka bertanya apa buku terbaik buat dibaca, termasuk buku terbaik buat anak. Aku akan menjelaskan dengan detail, termasuk beberapa buku yang menggetarkan diriku saat membacanya. Sebuah buku adalah sebuah dunia untuk melongok ke segala arah. Kubayangkan toko buku itu menjadi jendela kenangan yang menautkan diriku dengan wacana yang pernah berseliweran di kepala. Sebuah buku adalah jendela untuk memandang zaman dengan segala kisah suka dan duka. Diriku akan menjadi saksi atas segala kisah yang terangkum dalam buku, dan merekomendasikannya pada siapapun.

Kelak, toko itu tak hanya menjual buku. Di situ ada dialog dan persentuhan gagasan. Interaksi menjadi sesuatu yang mahal di negeri ini. Kita tak pernah menemukan interaksi seperti itu di toko-toko besar. Di sana, yang ada hanya pelayan yang senyumnya ditekuk rapi, dengan kalimat yang serasa membaca baris-baris tertentu yang ditawarkan. Tak ada kehangatan di situ. Mereka tak mencintai buku. Mereka adalah pebisnis yang mencari uang lewat buku. Mereka melihat buku sebagai kapital dan semua pengunjung sebagai konsumen

Aku ingin memiliki toko buku. Bukan untuk mencari uang. Bukan pula untuk kekayaan. Aku ingin mencari sesuatu buat jiwa. Aku ingin menyerap segala hikmah dan kearifan, kemudian memandang sesama manusia dengan penuh penghormatan. Buku adalah jendela. Tidak sekadar untuk memandang dunia. namun untuk memandang diriku sendiri. memandang hal-hal kecil yang berlalu namun serupa tetes-tetes embun yang menyentuh kalbu, membangkitkan kesadaran serta pekik untuk melakukan sesuatu.(*)

1 komentar:

Patta Hindi Asis mengatakan...

saya mendoakan bisa terwujud kanda...tapi kalo bisa toko bukunya di Sulawesi teggara, (kendari atau bau-bau). saya membayangkan jika warga sulawesi tenggara animo membacanya seperti di Jogja...

salam hangat

Posting Komentar