Demi Kau dan Si Buah Hati


DULUNYA aku membenci semua lagu Pance F Pondaag. Suaranya juga tak kusukai sebab terdengar seperti sedang tercekik. Tapi, entah kenapa, beberapa hari ini sebuah lagu dari Pance tiba-tiba saja terus mengiang di telingaku. Sebuah lagu yang berjudul "Demi Kau dan Si Buah Hati."

Pada mulanya, lagu ini kudengar pada acara prajabatan di Kendari. Seorang pemateri menyanyikan lagu ini karena dirinya sering terlambat pulang, dan istrinya mulai marah-marah hingga menutup pintu. Kemarin, sahabatku Utu (pengajar fakultas ekonomi Universitas Halu Oleo) menceritakan kisah seorang sahabatnya terkait lagu ini. Katanya, seorang sahabat di Kendari menjalani karier sebagai PNS kecil di satu dinas. Hidupnya normal. Segalanya teratur. 

Namun demi keinginan untuk menambah penghasilan, ia lalu bergabung dengan tim sukses seorang kandidat gubernur. Ia lalu sering pulang malam. Di saat istrinya marah dan menutup pintu, ia lalu mulai menyanyi dengan suara pelan, "Demi Kau dan si Buah Hati// terpaksa Aku Harus Begini....." Istrinya trenyuh hingga akhirnya membuka pintu.

Aku sempat tersenyum-senyum ketika Utu menceritakan lagu ini. Padahal, sebenarnya aku memikirkan lagu ini yang kalimat-kalimatnya kupahami benar. Kusadari kalau lagu ini punya pertautan dengan diriku sendiri. Saat ini kurasakan bagaimana posisi para suami yang setiap hari memikirkan keluarga, meastikan bahtera keluarga itu tetap terpancang, layar tetap mengembang di samudra kehidupan. Mungkin seperti inilah rasanya menjadi seseorang yang berusaha mencukupi nafkah. Kelak, ketika istriku menutup pintu rumah, akupun akan menyanyi "Demi Kau dan Si Buah Hati....."

Nah, seperti apakah lagu Pance F Pondaag yang memotret para suami yang banting tulang demi keluarga tersebut? Inilah naskah lengkap lagu tersebut:


Mengapa harus begini
Tiada lagi kehangatan
Memang ku sadari sering ku tinggalkan
Kau seorang diri

**
Bukannya aku sengaja
Meninggalkan kau sendiri
Aku menyadari bukan sandiwara
Kasihmu kepadaku

Tiap malam engkau ku tinggal pergi
Bukan bukannya aku sengaja
Demi kau dan si buah hati
Terpaksa aku harus begini

Tiap hari hingga malam berakhir
Ku tau kau tersiksa karna diriku
Sejujurnya aku katakan
Tiada satu pengganti dirimu

5 komentar:

dwia mengatakan...

hihihihihihi, jangan miki menyanyi. buatkan saja satu kalimat puitis. saya bakal bukakan pintu :p

Yusran Darmawan mengatakan...

keren fotonya khan?

Patta Hindi Asis mengatakan...

lagu oldist menumbuhkan romantisme, krn kekuatan liriknya (asumsi saya kanda yus) bahwa liriknya itu mengalir...

sehat2 slalu kanda bersama keluarga...

salam hangat

Patta Hindi Asis mengatakan...

lagu oldist selalu dirindukan krn mungkin kedalaman liriknya atau memang manusia rindu akan kenangan di era modern...(asumsi saya kanda yus)...

sehat2 slalu bersama keluarga...

salam

mila mengatakan...

hehe..saya tersenyum baca komen istri tercinta ;-)

Posting Komentar