Eeveryday is English

 
MAAFKAN karena blog ini lama tidak ter-update. Saya sedang menjalani hari-hari yang bergegas. Saya mulai kerepotan membagi waktu. Jam delapan pagi hingga jam tiga sore, saya sudah harus berada di kampus UI Salemba untuk belajar bahasa Inggris. Dan di malam hari, saya langsung istirahat. Sesekali saya membaca buku atau majalah.

Saat libur hanya Sabtu dan Minggu. Itupun saya gunakan untuk berjalan-jalan mengunjungi tempat wisata. Saya memang butuh refreshing. Hanya itu cara untuk melepas kepenatan atas kerja keras untuk belajar bahasa secara intensif ini. Terus terang, saya mulai lelah atas semua ini. Saya sering berpikir untuk merevisi mimpi-mimpi yang pernah saya anyam. Tapi saya juga sering merasa malu pada sekeliling. Semua orang berharap banyak agar saya bisa sukses melewati semua ini. Terlampau banyak orang yang menitipkan harapan. Dan saya tidak boleh mengabaikan semua suara-suara tersebut.

Hari-hari saya adalah bahasa Inggris. Sungguh membosankan karena setiap hari hanya mendengar kata-kata dalam bahasa Inggris. Saya belajar banyak hal. Mulai writing, listening, speaking, structure, hingga vocabulary. Sering saya bertanya, mengapa pula bahasa ini tidak intensif dipelajari sejak dulu? Mengapa pula para pendiri negeri ini tidak mengajarkan bahasa ini sejak dini? Bukankah kemajuan beberapa negara seperti Malaysia, Filipina, atau India justru ditunjang oleh kemampuan mereka mengenal bahasa dunia? Mengapa pula kita harus abai pada fakta-fakta ini?

Pada saat ini, saya hanya bisa bertanya-tanya. Mungkin ada hikmah besar di balik pembelajaran bahasa yang sedang saya lakukan. Mungkin kelak saya akan fasih dan menganggap bahasa ini sebagai bahasa kedua. Mungkin kelak saya akan menjadi bagian dari warga global yang setiap saat menggunakan bahasa ini. Kita tak pernah tahu apa yang terjadi di depan sana. Tapi setidaknya saya sedang membangun landasan di masa kini. Bukankah demikian?

0 komentar:

Posting Komentar