Nyaris Gundul


 SESEKALI aku ingin berpenampilan seaneh mungkin. Aku cukup senang jika sempat membuatmu pangling dan sesaat tidak mengenaliku. Entah dengan penampilanku sekarang. Rambutku telah dicukur habis, nyaris gundul. Terus terang, aku sangat tidak menyenangi potongan rambut seperti ini. Terakhir aku nyaris gundul saat mengikuti Ospek mahasiswa baru pada tahun 1996. Itupun saya melakukannya karena terpaksa.

Kini, saya kembali terpaksa melakukannya. Bukan karena menjalani Ospek, namun karena saya menjalani sebuah ritual yang sebenarnya makin membuat saya tidak nyaman. Saya sedang tak punya pilihan. Inilah aku, seorang gundul seperti seorang anggota Biara Shaolin yang siap-siap meninggalkan perguruan. Pasti saat ini dikau sedang menertawakan diriku. Tak apalah. Setidaknya, dengan menertawakan diriku, engkau beroleh bahagia, sesuatu yang amat mahal bagi banyak orang saat ini.(*)

1 komentar:

Sebuah tempat seperti telaga, bernama safar.... mengatakan...

hahahah....kak yus, sekedar info dari makassar, itu kak jun juga cukur habis seperti rambut ta'
bukannya menyamakan ya...hihihihiih

Posting Komentar