The Last Olympian

SAYA cukup beruntung karena telah memiliki buku ke-5 serial Percy Jackson yang berjudul The Last Olympian. Selama beberapa bulan saya menanti-nanti ending serial ini. Usai membaca buku ini, semuanya jadi terjawab. Saya tidak cuma memahami ulang bagaimana kisah semua mitos-mitos Yunani, tapi juga menemukan api yang membakar semua kisah tersebut, sebuah konsep yang membuat kita jadi paham bagaimana sesungguhnya landasan berpikir yang membangun semua mitos tersebut.

Saya menemukan titik terang mengapa Nietzsche mengidolakan Dyonissian, atau Karl Marx selalu menyebut Prometheus. Atau bagaimana pengaruh sosok Zeus pada agama Kristen. Memahami mitos Yunani adalah memahami bagaimana fundasi peradaban Eropa, bagaimana mereka memandang sesamanya serta bagaimana mereka memeta-metakan kenyataan.

Buku The Last Olympian ini telah membawa saya pada petualangan terakhir Percy Jackson sebagai putra Dewa Laut, Poseidon. Setelah hanyut membaca kisah ini mulai dari episode awal, tiba-tiba saya sedih mengapa kisah ini harus berakhir. Sama halnya ketika membaca The Deathly Hallow, serial terakhir Harry Potter, saya juga tiba-tiba merasa kehilangan besar pada satu bacaan yang amat mengasyikkan. Tapi inilah takdir sebuah kisah yang mesti menemui titik akhir. Barangkali hanya Sherlock Holmes satu-satunya kisah yang sudah berakhir, namun dibangkitkan lagi karena tekanan bertubi-tubi yang dialami pengarangnya, yang berniat untuk mengakhiri kisah dnegan kematian.

Yah… saya kehilangan sebuah kisah yang asyik diikuti. Entah, apakah dalam waktu dekat ini, apakah masih ada lagi kisah sebagus Harry Potter dan juga Percy Jackson. Semoga saja dalam waktu yang tidak terlalu lama akan muncul kisah yang sama dahsyatnya.(*)


1 komentar:

dwia mengatakan...

terima kasih sdh membawakan percy jackson edisi terakhir

Posting Komentar