Saat Melihat Siswa SMP yang Corat-Coret Baju

HARI ini adalah pengumuman hasil ujian nasional bagi siswa sekolah menengah pertama (SMP). Di beberapa ruas jalan Kota Makassar, saya melihat banyak siswa SMP yang melakukan aksi corat-coret baju dengan pewarna, konvoi dengan kenderaan bermotor tanpa helm, serta meneriakkan kata “lulus” dengan suara keras. Mereka seolah hendak mengabarkan pada dunia tentang dirinya yang telah melewati satu tahap penting dalam hidup yakni lulus SMP.



Melihat aksi itu, saya serasa bercermin. Saya teringat masa-masa ketika lulus SMP, beberapa tahun yang lalu. Pada masa itu, saya merasa deg-degan untuk memasuki masa SMA. Saya masih ingat persis, di satu papan tulis di SMP saya, terdapat satu tulisan yang berbunyi “Selamat Tinggal Celana pendek, Selamat Datang Celana Panjang.” Entah siapa yang tulis, tapi saat itu saya dan kawan-kawan sama-sama sepakat. Tak lama lagi kami akan memasuki era baru, era di mana kami akan selalu mengenakan celana panjang.

Mungkin Anda akan menganggap itu sebagai hal yang sepele. Tapi bagi saya saat itu, ini adalah hal yang besar. Andai bisa memilih, saya akan tetap menjadi siswa SMP yang identik dengan sikap kekanakan. Sementara menjadi siswa SMA, saya membayangkan masa-masa kedewasaan, masa-masa mengenakan celana panjang, masa-masa pacaran, atau masa-masa penuh kematangan. Saat itu, saya merasa belum siap dan masih tetap nyaman mengenakan celana pendek ke manapun.

Tapi zaman terus bergerak. Pada akhirnya, ketakutan-ketakutan itu adalah mitos yang harus dipatahkan. Pada akhirnya, saya melalui masa SMP, SMA, hingga universitas. Tapi saya belum juga menggapai kedewasaan. Saya masih saja kekanakan, pemalu, dan suka iseng. Saya masih diri saya yang dulu, tanpa beranjak. Ketika melihat siswa SMP yang sedang corat-coret baju itu, saya tiba-tiba saja melihat diri saya di masa silam. Saya melihat diri saya sedang tumbuh dan belajar dewasa.(*)

0 komentar:

Posting Komentar