Pesan Buku Lewat Situs

KEMBALI saya memesan buku lewat online. Bukannya sok-sokan, namun ada kebutuhan baca yang mulai tak terpuaskan oleh beberapa toko buku di Makassar. Sebanyak tiga kali dalam seminggu, saya selalu menyempatkan waktu untuk mengunjungi toko buku di Makassar. Makanya, saya paham apa saja koleksi terbaru toko buku tersebut.

Kadang, saya merasa aneh dengan selera baca saya. Sebuah buku yang baru di satu toko buku sering tidak membuat saya tertarik. Tapi, seiring dengan waktu, tiba-tiba saja saya tertarik untuk membaca buku itu, pada saat toko buku sudah tidak memajangnya lagi. Ini saya rasakan pada beberapa buku, misalnya karya Seno Gumira Adjidarma yang judulnya Kitab Omong Kosong. Dua tahun yang lalu, saya lihat buku ini di toko buku, tapi tidak membuat saya tertarik. Nanti setelah buku itu mulai sukar ditemukan di toko buku, saya jadi sakaw untuk membacanya.

Beberapa tahun lalu, saya juga terinspirasi membaca karya-karya Hernowo tentang melejitkan potensi menulis. Kembali membaca tulisannya di situs Mizan, tiba-tiba membangkitkan kembali hasrat saya untuk membaca karya-karya Hernowo seperti Mengikat Makna, Quantum Reading, dan Quantum Writing. Sayang sekali, toko-toko buku sudah tidak memajang karya yang terbit beberapa tahun lalu itu.

Saat-saat seperti inilah saya butuhkan situs buku online yang tetap menyimpan buku-buku yang sudah digusur di toko buku. Situs buku online ini menjadi penyelamat atas hasrat membaca yang meluap-luap dan tidak bisa lagi diwadahi oleh toko buku yang ada. Situs ini menjadi tempat buat saya untuk menelusuri kembali lapis-lapis kenangan saya akan buku-buku yang bermakna, sekaligus menjadi wadah yang menyediakan semua butuh yang saya butuhkan.

Saat menulis postingan ini, saya baru saja memesan lima buku di situs bukabuku.com. Lima buku itu adalah: Mengikat Makna (Hernowo), Langkah Mudah Membuat Buku yang Menggugah (Hernowo), Jangan Mau Gak Nulis Seumur Hidup (Gola Gong), Kitab Omong Kosong (Seno Gumira Adjidarma), serta Orang Cina-Bandar Tol-Candu dan Perang Jawa (Peter Carey).

Ada keuntungan dalam memesan buku lewat situs online. Pertama, harganya lebih murah. Meskipun apada akhirnya, kita juga harus membayar ongkos kirim. Jika dibandingkan dengan toko buku, kita cuma rugi beberapa ribu rupiah. Kedua, koleksinya cukup banyak. Tidak cuma buku-buku terbaru, tapi banyak juga yang menyajikan buku lama yang sudah tidak dipajang di toko buku. Saya akhirnya bisa memperbarui kembali koleksi buku yang beberapa tahun lalu sempat lenyap entah di mana, apakah dipinjam teman dan tidak dikembalikan, ataukah hilang karena dicuri orang.

Mulanya, saya merasa tidak aman membeli buku lewat online. Bisa saja si pengelola situs itu tiba-tiba masa bodoh setelah kita mentransfer uang. Atau bisa saja mereka berasalan bahwa uangnya belum sampai. Namun setelah saya coba bertransaksi untuk membeli buku sebulan yang lalu, saya menyimpulkan bahwa membeli lewat jalur online cukup aman. Saya terpuaskan dengan pelayanannya yang cepat dan transparan. Malah, lewat situs itu, saya bisa mengecek sudah sejauh mana perjalanan paket buku yang saya pesan.

Intinya adalah saya merasa aman dengan pembelian lewat online.(*)

0 komentar:

Posting Komentar