SAAT mengunjungi Pasarwajo, saya penasaran ingin makan di satu warung yang disebut-sebut iparku sebagai warung terenak. Adik Atun juga ikut berpromosi, jika ingin makan ikan yang paling enak maka singgahlah di warung tersebut. Saya jadi penasaran. Sebagai penggemar kuliner, khususnya ikan, saya ingin tahu bagaimana rasa makanan di warung tersebut.
Usai menyelesaikan urusan, saya lalu mencari letak warung tersebut. Atun sempat lupa di mana posisi warung tersebut. Akhirnya, ia lalu bertanya pada sejumlah pegawai Puskesmas yang ada di dekat simpangan Pasar Lama. Ketika ditanya di mana warung yang paling enak? Pegawai di situ langsung senyum-senyum dan merekomendasikan Warung Wangi-Wangi yang terletak sekitar dua kilometer dari situ, di perbatasan antara Pasarwajo dan Wakoko. Ternyata warung tersebut cukup populer di kalangan warga pasarwajo.
Secara fisik, warung tersebut tidak terlalu besar. Bentuknya seperti rumah tinggal. Ruang untuk makan dulunya adalah ruang tamu. Di runag tengah, saya melihat ada televisi serta karpet untuk tidur. Saat duduk di tempat makan, tak ada pelayan yang datang bertanya hendak pesan apa. Para pengunjung yang datang makan di warung tersebut, sudah cukup paham bahwa untuk memesan makanan, kita harus langsung masuk sampai ke dapur dan menyebut pesanan. Selain itu, menunya tidak banyak. Hanya ada satu menu yaitu Ikan Parende.
Nah, ikan inilah yang disebut ikan terenak. Ikan itu disajikan di mangkok hingga kita bisa mencicipi airnya. Baunya harum dan menggoda selera. Ikan yang disajikan adalah jenis ikan kakap yang disajikan dengan cara parende. Parende adalah teknik memasak ikan dengan cara ditumis.. Ikan parende yang sedang saya makan ini tidak terlalu banyak bumbunya. Berbeda dengan menu ikan kakap merah di Makassar yang banyak bumbunya, ikan ini disajikan dengan minimalis. Parende ikan ini tidak banyak dilengkapi dengan bumbu-bumbu seperti irisan mangga, atau daun kemangi.
Namun, saya sepakat dengan komentar banyak orang. Di seluruh penjuru Pasarwajo, ikan di Warung Wangi-Wangi inilah yang paling enak. Saya senang karena perjalanan saya bisa juga menjelejah wisata kuliner yang enak di situ.(*)
Usai menyelesaikan urusan, saya lalu mencari letak warung tersebut. Atun sempat lupa di mana posisi warung tersebut. Akhirnya, ia lalu bertanya pada sejumlah pegawai Puskesmas yang ada di dekat simpangan Pasar Lama. Ketika ditanya di mana warung yang paling enak? Pegawai di situ langsung senyum-senyum dan merekomendasikan Warung Wangi-Wangi yang terletak sekitar dua kilometer dari situ, di perbatasan antara Pasarwajo dan Wakoko. Ternyata warung tersebut cukup populer di kalangan warga pasarwajo.
Secara fisik, warung tersebut tidak terlalu besar. Bentuknya seperti rumah tinggal. Ruang untuk makan dulunya adalah ruang tamu. Di runag tengah, saya melihat ada televisi serta karpet untuk tidur. Saat duduk di tempat makan, tak ada pelayan yang datang bertanya hendak pesan apa. Para pengunjung yang datang makan di warung tersebut, sudah cukup paham bahwa untuk memesan makanan, kita harus langsung masuk sampai ke dapur dan menyebut pesanan. Selain itu, menunya tidak banyak. Hanya ada satu menu yaitu Ikan Parende.
Nah, ikan inilah yang disebut ikan terenak. Ikan itu disajikan di mangkok hingga kita bisa mencicipi airnya. Baunya harum dan menggoda selera. Ikan yang disajikan adalah jenis ikan kakap yang disajikan dengan cara parende. Parende adalah teknik memasak ikan dengan cara ditumis.. Ikan parende yang sedang saya makan ini tidak terlalu banyak bumbunya. Berbeda dengan menu ikan kakap merah di Makassar yang banyak bumbunya, ikan ini disajikan dengan minimalis. Parende ikan ini tidak banyak dilengkapi dengan bumbu-bumbu seperti irisan mangga, atau daun kemangi.
Namun, saya sepakat dengan komentar banyak orang. Di seluruh penjuru Pasarwajo, ikan di Warung Wangi-Wangi inilah yang paling enak. Saya senang karena perjalanan saya bisa juga menjelejah wisata kuliner yang enak di situ.(*)
1 komentar:
Walaupun aku orang Pasarwajo tetapi belum pernah makan di tempat tersebut. Mendengar cerita di atas jadi ingin mencoba sekali-sekali gimana rasanya parende di warung wangi-wangi itu.
Posting Komentar