Makassar Demam Internet Gratis

BELAKANGAN ini Makassar ramai dengan warung kopi dengan fasilitas hotspot internet. Ini menjadi keuntungan buat saya yang hobi internet, namun ingin mengeluarkan biaya seminim mungkin ketika bernternet. Dulunya, saya keranjingan di warnet, sampai berjam-jam dan menghabiskan banyak duit. Kini, cukup bawa laptop, kemudian pesan es teh manis, sudah bisa memanfaatkan fasilitas internet gratis. Asyik khan?

Sekarang, situasinya berbeda. Daripada ke warnet sampai dua jam dan bayar Rp 5.000, mendingan saya singgah ke satu warung kopi atau kafe dan nongkrong selama beberapa jam. Palingan, saya hanya bayar Rp 4.000 untuk segelas es teh dan setelah itu bebas pakai internet.

Di sekitar kampus Universitas Hasanuddin, keberadaan warung kopi atau kafe jadi sangat penting. Tidak semua warung kopi gratis internet. Ada juga yang berlakukan sistem voucher. Kita membeli voucher, langsung diberikan kertas kecil yang didalamnya ada tulisan tentang password internet yang berlaku sesuai dengan nilai voucher yang kita beli. Jika membeli voucher Rp 5.000, maka kita bisa memakai internet selama dua jam. Kita tinggal menyalakan laptop, kemudian berinternetan selama dua jam. Ketika voucher habis, maka kita bisa pesan lagi. Gampang khan?

Namun jika ingin nongkrong di kafe yang agak elit (bukan ekonomi sulit yaa), bisa juga. Kemarin saya nongkrong di Kafe Balls di depan Makassar Town Square (M-Tos). Kafenya sangat keren. Suasananya seperti kafe-kafe di luar negeri. Saya suka nongkrong di lantai dua untuk main internet dan hanya memesan es lemon tea. Kadang ada rasa sungkan juga duduk berlama-lama di kafe sekeren itu dan cuma pesan es teh. Apalagi kalau pelayannya selalu melihat kita dan mungkin saja pelayan itu hendak berkata, "Sialan tuh orang. Datang maen internet gratis dan pesannya cuma segelas es teh."

Mungkin saja kita berpikir bahwa pelayannya akan bilang begitu. Tapi kemarin, saya cuek saja. Saya tidak peduli dengan apa komentar atau kesan sang pelayan kafe. Saya cuek saja sebab keinginan saya cuman mau internet saja. Hingga dua jam berikutnya, sang pelayan kembali mendatangi saya dan bertanya, "Mas mau pesan apa? Kue yaa." Dengan malu-malu dan sedikit cengengesan, saya menjawab, "Maaf mbak. Saya cuma mau memanfaatkan internet di kafe ini dengan gratis." What?


0 komentar:

Posting Komentar