PENAT menjalani banyak aktivitas, seorang kawan mengajak saya singgah karaoke di Kelapa Gading. Jangan berpikir bahwa karaoke identik dengan tempat mabuk ditemani cewek dengan dandanan seksi dan belahan dada yang rendah. Tidak. Tempat yang kukunjungi ini adalah semacam rumah bernyanyi untuk keluarga.
Tempat yang kukunjungi cukup bonafid dikunjungi warga kelas atas yaitu NAV Karaoke. Desain interiornya cukup dinamis. Saat masuk ke dalam, sejumlah keluarga sedang antri dan kemudian dipersilakan masuk ke dalam. Setelah kami juga mendaftar dan antri, lima belas menit kemudian, kami dipersilakan naik.
Suasana di dalamnya cukup nyaman. Ada kursi sofa, komputer untuk pilih lagu di sudut ruangan, serta televisi layar datar. Anda tak perlu malu dengan kualitas vokal anda yang seperti kaleng rombeng. Ruangan itu kedap suara sehingga meskipun anda melengking dan berteriak-teriak, dijamin tak bakal ada orang lain yang mendengarnya. Tak akan ada orang terganggu dengan suara anda yang seperti pepesan kosong. Tempat karaoke seperti ini didesain sebagai tempat yang mengalirkan semua stres yang tertampung di benak warga Jakarta. Tempat seperti ini dirancang untuk memenuhi hasrat mereka yang hendak menghibur diri bagai penyanyi panggung, sekaligus melepaskan lelah.
Saya melihat banyak keluarga yang membawa serta anak-anaknya yang kecil. Artinya, tempat itu juga untuk bergembira bersama anggota keluarga yang lain. So, tempat itu bisa dimaknai sebagai tempat melepaskan stres, bisa pula sebagai tempat untuk bergembira bersama keluarga.(*)
Depok, 2 Januari 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Terpopuler Minggu Ini
-
Di Cina, mantan pemimpin lembaga pengawas anti-korupsi terpilih sebagai Wakil Presiden Cina dan mendampingi Xi Jinping. Apakah takdir yang...
-
poster film Victoria & Abdul SETELAH 130 tahun kisah yang disembunyikan itu, akhirnya dibuka ke publik. Ratu Victoria (1819-1901...
-
PERNAH sekali saya menyaksikan tarian sakral Bedhaya Ketawang di Surakarta, beberapa tahun yang lalu. Sembilan orang penari perempuan ber...
-
VALENTINE sudah kehilangan makna. Tak ada lagi mata air permenungan di situ. Tak peduli dari mana dan apa latar kisah ini, Valentine sudah ...
-
BUKU terbaru Hermawan Kertajaya berjudul Citizen 4.0 terasa seperti buku spiritual ketimbang buku mengenai marketing. Dalam bany...
-
Tinggal di satu kompleks yang banyak dihuni warga keturunan Tionghoa menyebabkan interaksi saya dengan mereka menjadi lebih intens. S...
-
ilustrasi SEBUT saja namanya Max (28). Ia adalah warga timur Indonesia, sebagaimana saya. Saya mengenalnya saat sama-sama menjadi mah...
-
poster film SETIAP kali mendengar judul buku Tenggelamnya Kapal Van der Wijk, aku langsung terkenang pada seoran...
-
SEBUAH pementasan berjudul Arung Palakka akan dilangsungkan di Taman Ismail Marzuki, beberapa hari mendatang. Tak banyak yang t...
-
Prof Don Flournoy RUANGAN itu nampak sama dengan ruangan para profesor yang mengajar di program Media Studies. N...
