Ingin Nonton Serial Cheng Ho

SAYA ingin sekali nonton serial Laksamana Cheng Ho yang akan ditayangkan di Metro TV besok. Barusan, saya menyaksikan tayangan KickAndy yang menghadirkan pemeran Cheng Ho yaitu Prof Yusril Ihza Mahendra. Saya terpikat dengan penjelasan Yusril tentang kiprah tokoh Muslim yang berlayar dari daratan Cina dan menggoreskan sejarah di Asia. Saya juga terpikat tertarik dengan detail dan riset sejarah yang cukup kuat untuk menampilkan adegan serial ini sesuai dengan sejarah.

Riset dan detail sejarah yang kaya adalah pesona yang memikat dari kisah kolosal. Setidaknya, dengan riset itu, kita tidak sedang menyaksikan cerita yang mengawang-ngawang, namun sedang mendapati sebuah cerita yang benar terjadi dan menyejarah di bagian lain bumi ini. Kita sedang menyaksikan sebuah cerita yang memiliki “daging dan darah” yaitu akurasi, ketepatan, serta detail peristiwa dan tempat yang nantinya akan menarik untuk disaksikan. Kita sedang menyaksikan pergulatan manusia dalam menghadapi stuasi zaman yang sedang berubah.

Bagiku, perjalanan muhibah pria --yang juga kerap disapa Zheng He-- ini ke banyak tempat di Asia adalah kisah yang wajib untuk dipahami oleh semua orang. Terlampau banyak jejak yang ditorehkan Cheng Ho di negeri ini, termasuk lahirnya kota-kota pesisir pantai, penyebaran agama Islam, iklim multikulturalisme yang tumbuh subur, serta dialektika kebudayaan dan perdamaian di kalangan bangsa-bangsa yang bersentuhan dan disinggahi kapal besarnya.

Namun, bukan hanya itu yang membuatku ingin menyaksikan serial ini. Saya tercengang dengan fakta bahwa di masa silam antara Tiongkok dengan negeri lain selalu menjalin kontak dan komunikasi yang sangat erat. Ketika Majapahit mengalami kisruh atau jelang keruntuhyan, Kaisar Ming –yang merupakan salah satu kaisar termasyhur dalam sejarah Cina--ikut masygul atas situasi itu dan memerintahkan Cheng Ho untuk berlayar menjangkau Majapahit. Dalam pelayaran itu, pria Muslim ini kemudian menumpas banyak bajak laut, melakukan transfer teknologi pada kota-kota yang disinggahinya, hingga memberikan sapuan warna peradaban di semua kota pantai yang dilewatinya.

Membaca Cheng Ho adalah membaca kisah kepahlawanan yang tidak ditegakkan dengan darah dan dentum peperangan. Membaca Cheng Ho adalah membaca kisah sejarah Asia Tenggara yang pertama mekar oleh globalisasi dan peresentuhan kebudayaan. Pria yang lahir di Kunyang, terletak di Provinsi Yunan, Cina Selatan, adalah penjelajah dan diplomat paling ulung yang pertama mengunjungi sekitar 35 negara dan mengibarkan panji perdamaian.

Tokoh ini bukan cuma milik Cina, namun juga milik bangsa-bangsa lain di negeri yang dikitari angin utara. Membaca Cheng Ho adalah membaca kisah perdamaian dan diplomasi dari seorang kasim Kekaisaran Cina yang kemudian menjelma menjadi panglima laut yang menguasai sebanyak 300 armada kapal dan menyusuri jazirah Asia. Bagi mereka yang pernah membaca buku Gavin Menzies berjudul 1421, When China Discoveries the World, pasti akan paham betapa dahsyatnya pengalaman bangsa Cina di lautan. Bahkan, di saat Columbus mengklaim telah menemukan benua Amerika di tahun 1492, ternyata bangsa Cina telah lebih dulu singgah di tahun 1421.

Saya ingin nonton Cheng Ho. Bukan karena Yusril, bukan karena syutingnya di banyak negara, namun saya ingin mengetahui kisah keseharian (everyday life) dari tokoh yang mengubah sejarah. Sayangnya, serial ini hanya tayang sekali dalam seminggu. Pasti akan melalahkan dan memicu rasa bosan menanti tayangannya di setiap minggu. Andaikan ada DVD bajakannya pasti akan jauh lebih asyik menyaksikannya. Wah, ini bukan pelanggaran khan?


0 komentar:

Posting Komentar