JAKARTA kota yang asing. Sebuah rimba luas dan ribuan manusia berseliweran setiap harinya. Ribuan manusia itu bersaing demi memperebutkan sumber daya yang jumlahnya sangat terbatas. Begitu banyak orang dari berbagai penjuru membanjiri kota ini dan saling "berkelahi" demi menyambung hidup. Di sini ada kompetisi yang sedemikian kejam dan saling menghabisi. Kompetisi ini melahirkan tabiat hukum sendiri yaitu hukum alam dan meremukkan mereka yang tidak punya kuasa. Jakarta bukan kota yang ramah bagi mereka yang pertama menginjakkan kaki. Selalu saja ada kekhawatiran kalau-kalau akan dirampok, dicopet, atau malah akan dibunuh. Kota ini seakan menyimpan barisan ketakutan serta kekhawatiran yang sengaja dipelihara oleh segelintir orang. Di semua sudut, selalu ada bahasa sendiri yang hanya bisa dimengerti mereka yang berdiam di situ. Kekerasan pun kerap menjelma menjadi sebuah bahasa pengabsah di satu kawasan. Ketika kekerasan menjadi parade kemewahan yang dipertontonkan, semua orang seakan diam saja. Jakarta hanya diam dan berlari. Sebab telah kehilangan nurani.
Search
Pengunjung Blog
...
Tentang Saya
blogger l researcher l communication practitioner l lecturer l teacher l IFP Fellow l ethnographer l anthropologist l academia l historian wanna be l citizen journalist l Unhas, UI, and Ohio Mafia l an amateur photographer l traveler l a prolific author l media specialist l political consultant l writerpreneur l social and cultural analyst l influencer l ghost writer l an avid reader l father l Kompasianer of the Year 2013 l The Best Citizen Reporter at Kompasiana 2013 l The 1st Winner of XL Awards 2014 l The 1st Winner of Indonesian Economic Essay Competition 2014 l
0 komentar:
Posting Komentar