SETIAP kali ada ujian promosi doktor, akan ada mahasiswa yang memakai baju batik atau jaket kuning (jakun) --jaket almamater UI-- untuk mendampingi si calon doktor saat menjawab pertanyaan. Biasanya, mekanismenya dilakukan secara acak dan mahasiswa yang ditunjuk harus bersedia. Meski akan pakai jaket kuning ala Soe Hok Gie, aku tetap merasa stres. SIal, aku tiba-tiba dapat giliran untuk mendampingi calon doktor itu.
Aku akan menjadi ajudan dan harus mendampingi calon doktor di ajang promosi. Ia membantu mengingatkan kalau ada pertanyaan yang belum terjawab atau mengingatkan kalau lupa sesuatu. Acara promosi itu hanya merupakan ajang seremonial dan show saja. Acara ini akan dihadiri seluruh kolega sang calon doktor termasuk para dosen penguji. Dan di acara itu, aku harus jadi ajudan.
Tiba-tiba saja, aku membayangkan jadi pemegang pancasila pada saat upacara bendera di masa Sekolah dulu. Aku paling nggak mau jadi pemegang pancasila saat upacara. Bayangkan, berdiri di tengah lapangan untuk menemani pembina upacara yaitu kepala sekolah. Betapa stresnya. Kini, aku menjalani hal yang sama.
Aku tak mengerti apa tujuannya mahasiswa dijadikan ajudan doktor. Mungkin untuk mengasah motivasi dan menumbuhkan tekad agar melanjutkan pendidikan sampai tingkat doktor seperti yang didampingi itu. AKu tak tahu.
Search
Pengunjung Blog
...
Tentang Saya
blogger l researcher l communication practitioner l lecturer l teacher l IFP Fellow l ethnographer l anthropologist l academia l historian wanna be l citizen journalist l Unhas, UI, and Ohio Mafia l an amateur photographer l traveler l a prolific author l media specialist l political consultant l writerpreneur l social and cultural analyst l influencer l ghost writer l an avid reader l father l Kompasianer of the Year 2013 l The Best Citizen Reporter at Kompasiana 2013 l The 1st Winner of XL Awards 2014 l The 1st Winner of Indonesian Economic Essay Competition 2014 l
0 komentar:
Posting Komentar