Membaca MARKETING 4.0




Dulu, saya nyaris tak pernah membaca buku bertemakan marketing atau pemasaran. Suatu hari saya tergoda membaca buku Marketing Wow yang ditulis Philip Kotler dan Hermawan Kartajaya. Saya terkesima dengan cara Kartajaya membahas satu topik.

Dia mulai dari cerita mengenai satu fenomena dan studi kasus. Setelah itu dia mulai menjelaskan mengapa begini dan mengapa begitu. Dia perbanyak contoh-contoh yang bisa ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Dengan cara demikian, penjelasannya membumi dan juga renyah.

Buku Marketing Wow juga mengejutkan saya. Pemasaran bergerak ke arah sesuatu yang humanis. Jadi lebih antropologis. Bukan lagi menjual produk, tapi bagaimana membangun relasi dan jejaring dengan orang banyak. Demi membangun relasi itu, Anda harus jadi orang baik yang menawarkan ketulusan dan keikhlasan.

Makanya, ketika membaca Hermawan Kartajaya menulis buku Marketing 4.0 bersama mahaguru pemasaran Philip Kottler, saya tak sabar untuk membacanya. Buku itu terbit dalam bahasa Inggris, namun telah diterjemahkan ke dalam 26 bahasa. Sayang, saya tidak sempat mendapatkannya.

Ketika singgah ke toko buku, saya melihat buku itu telah diterjemahkan. Langsung saya membelinya. Saya membacanya hanya dalam waktu sehari. Namun selama beberapa hari, saya membawa buku itu. Ada banyak pelajaran yang saya temukan.

Di antaranya, pemasaran telah bergeser dari eksklusif ke inklusif. Produk yang bagus, tadinya eksklusif dan hanya milik satu kalangan, kini menjadi inklusif. Bisnis juga bergerak dari vertikal ke horizontal. Globalisasi dan internet telah mengubah lanskap menjadi lebih sejajar. Tak ada lagi pemain kuat sebab perlahan digerogoti banyak pemain kecil yang lebih gesit di pasar.

Yang menarik, para pelanggan tidak lagi hanya mendengar iklan televisi. Bahkan pendapat pakar juga ditinggalkan. Pelanggan lebih mendengar 4F yakni friends (teman), families (keluarga), Facebook Fans, dan Follower (pengikut) Twitter. 

Hal ini sudah dijelaskan Kottler & Hermawan dalam buku Marketing 3.0. Menurutnya, ketika orang menyukai satu produk, maka dia akan merekomendasikannya di media sosial. Orang lain pun mudah terpengaruh ketika ada yang membagikan informasi di media sosial. 

Nah, dalam Marketing 4.0, saya mendapat penjelasan detail tentang sinergi antara online dan offline. Dua aspek ini harus saling sinergi dan melengkapi. Dalam ekonomi digital, interaksi digital saja tidak cukup. Sentuhan offline tetap penting. 

Perubahan ini dipengaruhi kehadiran kaum muda (youth) yang ingin mewarnai dunia dengan caranya, para perempuan (women) yang punya otoritas untuk belanja, juga para netizen yang aktif berkomunikasi dan berbagi.

Bagian favorit saya adalah bagian yang membahas bagaimana menyusun konten, membuat tagar, tagline, dan langkah-langkah memasarkan konten. Membaca bagian ini, saya bisa memahami cara kerja para politisi dan tim sukses capres memasarkan kandidatnya. Ada yang terencana, ada pula yang tidak. 

Secara umum, Marketing 4.0 adalah peta untuk memenangkan bisnis di era digital, yang tetap berpatokan pada strategi bagaimana memahami perilaku manusia dengan sebaik-baiknya. 

Recommended!

0 komentar:

Posting Komentar