Meghan Clarke, Foto Bugil, dan Titah Ratu Elizabeth




GOSIP sedang berhembus dari tanah Inggris. Setelah berita Ratu Elizabeth II yang dikabarkan masih keturunan Nabi Muhammad, kini sang ratu memantik berita baru. Ia dikabarkan telah mengeluarkan titah untuk menghapus semua foto bugil Meghan Markle, calon istri Pangeran Harry.

Tak pelak, inilah sisi paling heboh dari pernikahan yang diperkirakan akan menjadi pernikahan ala negeri dongeng sebagaimana dulu dilakoni kakak Harry, Pangeran William, dengan Kate Middleton.

Di masa lalu, segala hal tentang keluarga istana dianggap bisa membawa pengaruh bagi semesta. Ketika mereka sedih, maka bisa menyebabkan hujan badai dan gagal panen. Di masa kini, segala hal mengenai istana adalah santapan empuk papparazzi dan pengelola yellow journalism, jurnalisme kuning yang isinya gosip dan infotainment.

Selama dua hari saya memantau The Sun, salah satu tabloid gosip paling berpengaruh di Inggris. Pemberitaan tentang Meghan Markle ini lebih heboh dari berita mengenai Kate Middleton, istri Pangeran William. Hari ini, The Sun mulai mengulik-ulik silsilah dan latar belakang Meghan. Berita anyar yang tayang dua jam lalu adalah “Who is Doria Darlans, Meghan Markle Mum’s Background.” Sebelumnya, ada juga berita “Who is Trevor Engelson, Meghan Markle’s Ex Husband.”

Pernikahan Pangeran Harry dan Meghan Markle dikabarkan serupa kisah Cinderella. Pangeran Harry besar di istana dengan tradisi yang serba konservatif. Segala tindak-tanduk dan gerak-gerik di istana akan menjadi sorotan publik. Masih segar dalam ingatan, bagaimana kekesalan Lady Diana, ibu dari Pangeran William dan Harry yang stres karena dibatasi dalam melakukan apapun.

Kekasih Harry, Meghan Markle, adalah perempuan keturunan kulit hitam yang mengaku pernah menerima perlakuan rasisme. Ia lahir di Amerika Serikat, tepatnya di Los Angeles. Namun, ia besar di California lalu tinggal di Toronto, Kanada, selama berkarier di dunia televisi. Ibunya, seorang perempuan etnik Afro-Amerika, adalah seorang instruktur yoga dan pekerja sosial. Ayahnya adalah mantan direktur penerangan televisi yang memenangkan Daytime Emmy Award sebagai Outstanding Achievement in Lighting Direction.

Biarpun Ratu  Elizabeth II telah sepuh, tetapi dia tetap memantau segala hal yang terjadi di istana. Pekan ini, santer terdengar, dirinya menyewa pengacara untuk menghapus semua foto-foto bugil Meghan Clarke di internet. Harian The Sun melaporkan, sebagian gambar itu telah dihapus. Tapi masih bisa ditemukan beberapa foto Meghan saat berjemur dalam keadaan telanjang.

Saya menduga, Ratu Elizabeth pernah membaca buku The New Digital Age yang ditulis Eric Schmidt, mantan CEO Google. Dalam buku itu, Eric mengatakan di masa depan, orang-orang akan menyewa para pengacara dan pekerja di bidang IT demi “membersihkan” jejak-jejak digital. Semua orang ingin melakukan pengendalian dan rekayasa informasi demi membangun citra positif. Internet akan serupa jendela yang menampilkan wajah paling jujur seseorang.

Mengacu pada Schmidt, informasi mengenai rencana pernikahan itu akan menjadi bom informasi yang tak bisa dibendung siapapun. Warganet dan berbagai media tak henti berkicau mengenai rencana itu. Masa lalu Meghan akan diungkap. Kontroversinya dibahas. Dia dikabarkan seorang janda yang pernah bercerai. Suaminya sebelumnya adalah Trevor Engelson, seorang pengusaha. Mereka menikah sejak 2012 hingga 2013. Konon, mereka berpisah setelah Meghan dikabarkan selingkuh dengan Michael de Zotto.

Tak hanya itu, diskusi juga meluas hingga membahas bagaimana Istana Inggris berada di tengah zaman yang kian kompleks. Dalam banyak segi, posisi Ratu Elizabeth II sebagai simbol dan penjaga nilai membuatnya tidak punya banyak pilihan. Ia tidak hadir pada pernikahan kedua Pangeran Charles dengan Camilla Parker Bowles, dikarenakan Camila adalah seorang janda. Demikian pula pernikahan Harry nantinya. Ia juga dikabarkan tidak akan hadir karena status Meghan yang pernah menikah sebelumnya.

Jika dirunut sejarah, ini bukan yang pertama. Di tahun 1937, Edrwad VIII harus melepaskan tahtanya saat menikah dengan Wallis Simpson. Bukan karena Wallis adalah orang Amerika Serikat, tapi karena ia bercerai dua kali dan dua suaminya masih hidup.Keinginan raja untuk menikahi Wallis disebut akan menyebabkan krisis konstitusional di Britania Raya. Pada Desember 1936, Edward VIII pun turun lalu diberi gelar baru yaitu Duke Windsor oleh adiknya George VI.

Meghan pun mengikuti jejak Wallis Simpson sebagai sesama orang Amerika. Saat media dan warganet sibuk membahas lumpur masa lalu pernikahannya, Meghan ibarat berlian yang terus kemilau. Ia tercatat punya banyak aktivitas kemanusiaan. Bersama Harry, ia punya komitmen kuat untuk membantu banyak badan amal. Dia adalah duta besar global untuk World Vision Canada. Ia telah mengunjungi Rwanda untuk gerakan kampanye air bersih.

Meghan pernah berkunjung ke Afghanistan mendukung pasukan AS dan keluarga mereka. Meghan juga menulis pada majalah Time mengenai stigma dan rasa malu seputar menstruasi yang di beberapa bagian dunia menjadi penghalang kesuksesan anak perempuan. Ia dihormati juga atas perannya dalam One Young World, bersama dengan Emma Watson, Cher dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau.

Jika pernikahan itu terjadi, maka kehebohannya akan menyamai atau bahkan melebihi pernikahan Pangeran William. Sebab pernikahan itu dibangun dengan kontroversi ala Cinderella. Meghan seorang warga biasa. Ia memiliki kulit eksotik karena ibunya berkulit hitam. Ia juga seorang janda yang pernah cerai, dan mantan suaminya masih hidup.

Pernikahan itu akan kembali glamour. Publik akan menanti apa saja perhiasan yang digunakan, gaun pengantin, permata-permata, serta kereta kencana yang akan melintasi jalan-jalan kota London. Rumah mode akan berebut tender mendandani Meghan. Semua rumah berlian akan mengeluarkan koleksinya. Bahkan televisi mulai berebut hak siar.

Apa boleh buat. Di era kapitalisme yang tengah melaju kencang ini, pernikahan pangeran dan putri adalah komoditas yang terlampau sayang untuk dilewatkan. Pernikahan itu akan menjadi “Wedding of the Decade” yang serupa kanvas bagi banjirnya produk dan kisah-kisah mengenai keluarga raja yang bergelimang harta.

Di luar publikasi dan gosip berseliweran itu, Harry dan Meghan memendam rasa yang tidak diketahui publik. Cinta adalah perkara hati dan gemuruh di antara dua insan, yang sepi. Orang-orang hanya melihat dari tepian, tanpa tahu seberapa dahsyat gejolak perasaan dua insan. Di titik ini, keduanya menyimpan banyak kisah.

"Kami dua orang yang benar-benar bahagia dan saling mencintai. Kami pacaran diam-diam sekitar enam bulan sebelum menjadi pemberitaan. Saya fokus bekerja selama itu, lalu yang berubah adalah persepsi orang. Berubah. Saya masih orang yang sama dan saya tak pernah mendefinisikan diri saya dengan hubungan saya," tutur Meghan.



0 komentar:

Posting Komentar