Minat
saya terhadap ilmu komunikasi ibarat perjalanan darat dari Makassar ke Toraja
yang selalu berbelok. Pada satu masa, saya begitu menggemari jurnalistik, lalu
menyenangi media studies.
Belakangan,
setelah bersahabat dengan banyak aktivis NGO serta berkunjung ke banyak daerah,
saya menumbuhkan minat baru pada Communication for Social Change. Saya ingin
membumikan kajian komunikasi ke arah praksis perubahan sosial. Saya bermimpi
agar ilmu ini bisa mendorong revolusi. Pengetahuan harus bisa membebaskan.
Sayangnya,
referensi tentang tema itu tak banyak tersedia di tanah air. Yang agak dekat
dengan tema itu adalah komunikasi pembangunan. Itupun tafsiran pembangunannya
ala developmentalisme Orde Baru. Beruntung, banyak kawan di luar negeri yang
bersedia mengirimkan beberapa buku yang saya butuhkan. Tentu saja, setelah saya
merayu-merayu dan mengirimkan dollar sekadarnya.
Kata
seorang kawan, ketika kamu ingin membaca sesuatu yang tak ada di toko buku, itu
pertanda kalau kamulah yang harus menuliskannya. Dia benar. Barangkali saatnya
memelihara impian untuk menuliskannya. Saya sadar kalau impian itu masih akan
jauh.
Tapi
setidaknya, saya mulai mengumpulkan dan menyicil baca beberapa literatur
tentang itu. Semoga Tuhan selalu memberi jalan atas benih ide yang baru
ditebar. Amin.
2 komentar:
Buku "Komunication Power" kayaknya cukup menarik untuk perlu saya miliki., heeemmmn biar komunikasi menjadi terarah.
Suka,,,
Posting Komentar