Ikan Nemo di Barrang Lompo


anak kecil dengan ikan Nemo di Barrang Lompo

DI Pulau Barrang Lompo, Sulawesi Selatan, aku melihat seorang nelayan yang membawa ikan-ikan hias di perahunya. Ketika kudekati, ada banyak ikan kecil berstrip merah dan kuning. Aku langsung kaget, Ternyata ikan itu adalah ikan Nemo, yang pernah tampil dalam film Finding Nemo. Berapa harganya? “Seribu rupiah per ekor,” kata nelayan itu. Hah?

Jelas saja aku terkejut. Di banyak kota, ikan hias itu dijual amat mahal. Sementara di Pulau Barrang Lompo, ikan itu justru tak berharga. Ikan itu kemudian dipasok oleh nelayan ke pedagang ikan hias yang tersebar di kota-kota. Nelayan itu tak banyak mendapat untung, sementara pedagang justru bisa kaya gara-gara ikan itu.

Aku lalu mengeluarkan uang empat ribu rupiah. Nelayan itu menyimpan empat ikan ke dalam gelas plastik. Kukatakan padanya bahwa aku hendak memotret ikan itu. Saat mengambil beberapa gambar, datang seorang gadis kecil yang juga ingin difoto. Kuminta ia memegang gelas berisi ikan itu. Setelah beberapa jepretan, aku memperlihatkan hasilnya. Anak kecil itu tersenyum senang.

Ketika mengingat film Finding Nemo, aku mengingat sahabatku Jaya. Katanya, tujuan film itu adalah mengajak anak-anak untuk menyaksikan ikan Nemo di habitatnya. Sayangnya, yang terjadi adalah eksploitasi ikan tersebut untuk kepetingan komersial. Dari karang-karang indah di Pulau Barrang Lompo, ikan itu lalu dibawa ke kota-kota untuk kemudian didagangkan ke banyak warga-warga kaya yang ingin mempercantik rumahnya, atau mungkin memberikan hiburan bagi anak-anak kecil.

Aku memikirkan mata rantai perjalanan ikan itu. Rasanya, ikan itu lebih baik tetap tinggal di habitatnya, ketimbang harus pindah ke banyak akuarium, atau menjadi tontonan anak kecil di satu rumah mewah berlantai marmer. Rasanya, jauh lebih baik menyaksikan ikan itu di dasar laut, di tengah karang-karang indah, ketimbang memajangnya di akuarium. Yah, aku miris dan sedih juga ketika merenungi kenyataan ini. 

Sebelum beranjak, kuambil gelas berisi ikan Nemo itu, lalu melepasnya ke laut. "Good bye Nemo. Say hi to Dori and also the turtles.."

nelayan yang membawa ikan hias
 
ikan Nemo di dalam gelas (1)



5 komentar:

Indria Salim mengatakan...

Ya ampun, aku seperti sedang mendengarkan dongeng penuh fantasi indah dunia khayal! Tapi foto ikan sirip mirip Nemo kok beneran? Dan anak-anak itu sungguh menggemaskan. Tulisan yang bikin gemas, Bang Yusran. @IndriaSalim

Indria Salim mengatakan...

Ya ampun, aku seperti sedang mendengarkan dongeng penuh fantasi indah dunia khayal! Tapi foto ikan sirip mirip Nemo kok beneran? Dan anak-anak itu sungguh menggemaskan. Tulisan yang bikin gemas, Bang Yusran. @IndriaSalim

Yusran Darmawan mengatakan...

Makasih mb Indria. Makasih krn udah ngasih komen di blog ini.

Catcilku mengatakan...

Cantik2 ya ikan badut itu, apalagi bisa lihat dari habitat aslinya. Jadi penasaran ikan badut itu memang asali Indonesia atau bukan ya?

SynysterJez mengatakan...

ikan nemo itu sdh bnyk di budidaya di dlm ataupun luar negri..

Posting Komentar