Apakah gerangan makna di balik sekuntum
anggrek?
DI Mamasa, kota yang terletak di tengah
pegunungan Sulawesi Barat, anggrek mudah ditemukan di mana-mana. Tak hanya di
halaman rumah, anggrek juga mudah ditemukan di tepi-tepi sawah, tumbuh liar di
mana-mana. Anggrek-anggrek itu menebar warna yang eksotis, aroma semerbak,
serta menghadirkan suasana nyaman.
Anggrek tak sama dengan mawar. Jika mawar
identik dengan cinta, maka anggrek identik dengan penghargaan, repek, ataupun
keindahan. Sebagai simbol, anggrek punya banyak makna. Dahulu, bangsa
Tiongkokmenganggap aroma anggrek sebagai aroma seorang kaisar. Anggrek punya
aroma kewibawaan. Lain pula dengan Eropa di abad pertengahan. Anggrek adalah
simbol dari majunya teknik pengobatan. Anggrek diolah menjadi ramuan yang
menyembuhkan penyakit. Bahkan, anggrek diyakini bisa diolah sebagai ramuan
cinta. Nah, apakah bisa kita membuat ramuan cinta dari sekuntum anggrek di masa kini?
Ketika seseorang memimpikan anggrek, maka
itu adalah perlambang dari kebutuhan mendalam atas kelembutan, romantisme,
serta kesediaan untuk bersetia pada seseorang yang dikasihi. Hingga akhirnya di
abad ke-18, anggrek menjadi koleksi yang disimpan di rumah-rumah lalu
menghadirkan rasa tentram bagi yang memandanginya.
Sayang, aku tak banyak bertanya pada warga
Mamasa tentang makna anggrek di situ. Tapi banyaknya anggrek di rumah-rumah dan
jalan-jalan cukuplah menjadi isyarat bahwa bunga itu menempati posisi penting
dalam tahta hati warga setempat. Bahwa bunga itu memiliki kode budaya yang
menggoreskan banyak hal di benak semua orang Mamasa. Barangkali anggrek juga meninggalkan
jejak di hati mereka.
0 komentar:
Posting Komentar