Nasionalisme Amerika dalam Film Superman (1)


poter film Man of Steel

SAYA agak terlambat menonton film Man of Steel. Sebagai pencinta Superman, yang dahulu mengoleksi beberapa komiknya, saya jelas merasa sangat ketinggalan karena baru menyaksikan film ini. Di banding film sebelumnya yakni Superman Returns, film The Man of Steel jelas lebih baik dari sisi cerita maupun special effects.

Dikarenakan telah banyak yang meresensi film ini, saya akan melihat satu gagasan yang selalu ditemukan dalam semua film Superman yakni nasionalisme Amerika. Yup. Kita bisa menemukan tema-tema nasionalisme ini dalam semua versi komik, serta film Superman. Dalam Man of Steel, nasionalisme itu nampak pada upaya Superman untuk melawan para alien yang hendak menghancurkan Amerika.

Di banding semua superhero lain, Superman adalah idola saya. Ia tak pernah nampak membunuh lawannya. Bahkan pencuri kelas kambing pun tak dibunuhnya. Ia selalu menyerahkannya pada polisi. Ia seorang rendah hati dan siap menolong. Bahkan ia siap membantu seorang nenek yang kucingnya naik ke pohon dan tak bisa turun.

Beberapa bulan lalu, saya membaca sebuah buku berjudul Superheroes, The Best of Philosophy and Pop Culture yang dieditori William Irwin dan diterbitkan dalam seri The Blackwell Philosophy and Pop Culture. Dalam buku ini, ada artikel menarik berjudul Is Superman An American Icon?. Saya menemukan tiga relasi antara Superman dan Amerika Serikat yakni (1) apa yang disebut ‘American way’, (2) patriotisme, dan (3) kosmopolitanisme.

Clark Kent dan ibunya Martha Kent dalam Man of Steel

Semua orang tahu bahwa nama asli Superman adalah Kal El. Ia adalah putra Jor El dan Lara, dua sosok yang hidup di Planet Krypton. Ia kemudian dibesarkan oleh dua petani gandum di Kansas yakni Jonathan dan Martha Kent. Ia mendapatkan nama Clark Kent. Setelah besar, Kal El kemampuan supernya akan berlipat ganda saat disinari matahari.

Sebagai Clark, ia seperti manusia lainnya yang nampak lemah, dan mengenakan kaca mata. Meskipun menjadi pahlawan bumi saat berkostum Superman, Clark adalah seorang pekerja biasa yang rajin membayar pajak pada pemerintah Amerika. Ia juga selalu memperbaharui driving license (di Indonesia disebut SIM) secara rutin di Metropolis. Ia pun menikah dengan jurnalis Lois Lane.

Hal paling penting adalah Clark memiliki kewarganegaraan Amerika sejak kecil. Meskipun akte kelahirannya telah hancur di Krypton, ia diakui sebagai warga negara sejak masih kecil di Smallville, Kansas. Dengan semua fakta-fakta ini, bukankah ia adalah simbol Amerika?

Selama beberapa dekade sejak komiknya terbit, Superman dilihat sebagai superhero yang berbeda. Ia bertarung untuk membela nilai-nilai kebenaran (truth), keadilan (justice), dan American way. Sejak tahun 1942, pada saat Amerika berada dalam Perang Dunia kedua, frase ‘The American Way’ telah diperkenalkan ke publik, namun tidak seberapa populer. Akan tetapi frase ini mulai terkenal ketika muncul dalam pertunjukan televisi Superman yang menampilkan aktor George Reeves.

Frase ‘The American Way’ sangat populer pada masa perang dingin (cold war). Istilah ini adalah berkebalikan dengan istilah-istilah yang diproduksi oleh rezim komunisme khas Uni Soviet. Pada tahun 1955, pemikir konservatif Will Herberg mengemukakan pernyataan:

“The American Way of life is individualistic, dynamic, and pragmatic. It affirms the supreme value and dignity of the individual..... The American believes in progress, in self-improvement, and quite fanatically in education. But above all, the American is idealistic.”

“Cara hidup Amerika adalah individualistik, dinamis, dan pragmatis. Cara hidup ini menekankan pada nilai dan kebanggan seorang individu. Seorang Amerika percaya bahwa kemajuan, perbaikan diri, dan fanatik pada pentingnya pendidikan. Di atas semuanya, seorang Amerika adalah seorang yang idealis.”

Pengertian ini menekankan pada hal-hal yang baik saja. Yang menarik, dalam satu terbitan Action Comics edisi #900, Superman menjelaskan tentang apa makna American Way baginya. Dikisahkan, setelah mengalahkan seorang musuh yang hendak menghancurkan Las Vegas, seorang jurnalis Jimmy Olsen (semua penggemar Superman pasti tahu karakter ini) memotret Superman lalu mewawancarainya. Superman berkata:

“That’s what America is about, really. That’s the American way. Life, liberty, the pursuit of happiness –and second chances. None of us are forced to be anything we don’t want to be.. People from all over America – from all over the world – who went to the city to the lives they wanted, to be the people they wanted to be. That’s the idea that America was founded on, but it’s not just for people born here. It’s for everyone.”

“Demikianlah pengertian Amerika. Itulah American way. Hidup, kebebasan, dan menggapai kebahagiaan, juga kesempatan kedua. Tak satupun dari kita yang dipaksa untuk menjadi apapun yang tak diinginkan. Semua orang dari seluruh Amerika – serta dari seluruh dunia—datang ke kota untuk hidup yang mereka inginkan, untuk menjadi orang-orang yang mereka inginkan. Inilah gagasan tentang Amerika, tidak hanya untuk orang yang lahir di sini, tapi juga untuk semua orang.”

Pernyataan ini muncul ketika ia ditanya tentang status kewarganegaraannya. Ia menunjukkan bahwa nilai-nilai Amerika tak hanya terbatas di Amerika, namun juga melingkupi seluruh dunia. Ia mengemukakan sesuatu yang universal dan tak ingin terbatasi oleh satu kewarganegaraan.



Namun, bagaimanakah menjelaskan tentang kaitan Superman dengan patriotisme Amerika? Bebebrapa pengkritik menyebut karakter Superman adalah propaganda nasionalisme. Apakah ini benar? Bagaimanakah halnya jika ini dikaitkan dengan pernyataan filosof Alasdair MacIntyre bahwa patriotisme adalah komitmen non-rasional pada satu negara?

Kita akan bahas aspek patriotisme dan kosmopolitanisme Superman pada kesempatan lain.


0 komentar:

Posting Komentar