banner acara Kompasianival di Jakarta, hari ini |
DI
Jakarta, ribuan blogger Kompasiana sedang mengikuti acara Kompasianival.
Acaranya heboh dan mempertemukan berbagai macam komunitas blogger yang bertemu
di dunia maya, menemukan kesepahaman gagasan, lalu berpameran bersama.
Aku
tak terlalu intens mengikuti perkembangan di ranah maya itu. Meskipun aku
sendiri cukup rajin menulis di kanal itu. Yang membuatku terkejut adalah saat
melihat fakta banyaknya komuntas kreatif yang terbentuk di kanal maya itu. Di
antaranya adalah komunitas Blood for Life, Kopi Keliling, Jakarta Cosplay,
Plotpoint, World Vision, Akademi Samali, Kompasioner Hobi Jepret (Kampret), Save
Street Child, Komutoku, Kumpulan Emak Blogger, Card to Post dan masih banyak
lainnya.
Tiba-tiba
saja melintas ide dalam benakku. Komunitas ini menjadi solusi alternatif bagi
kian sumpeknya dinamika komunikasi masyarakat perkotaan. Komunitas-komunitas
itu bisa menjadi varian lain bagi pudarnya solidaritas sosial di antara anggota
masyarakat. Btw, mengapa sumpek? Mengapa alternatif?
Kita
sering tak menyadari bahwa di antara anggota masyarakat sering terbentuk
sekat-sekat yang dilestarikan oleh sinetron televisi, serta gosip yang
berseliweran. Kita sering melihat orang lain karena fisik, penampilan, atau
barangkali karena isu-isu yang mengalir deras. Seringkali, masyarakat kita
hanya menempatkan orang tertentu dalam posisi dihargai. Kita hidup dalam
kanal-kanal yang saling mencurigai. Bahkan terhadap tetangga pun, kita sering
tidak menemukan kehangatan. Dunia sosial kita sudah lama roboh ketika tak ada tersisa kehangatan di situ.
Komunikasi
ini memang tak sehat sebab sering meminggirkan orang lain dalam kehidupan sehari-hari.
Pada dasarnya, kita memang butuh komunikasi yang terbuka, menyejukkan, serta
dibangun dari prinsip kesetaraan serta saling menghargai. Komunitas itu
terbentuk di ranah maya, yang kemudian berlanjut di ranah keseharian.
Seorang
sahabat amat bahagia ketika bertemu sesama penggemar motor. Mereka sering
bertemu setiap minggu lalu merecanakan sesuatu. Melalui komunitas motor, ia
menemukan dirinya. Ia menemukan hal-hal yang kemudian membuatnya amat bahagia.
Ia menemukan kesamaan tema dan topik diskusi. Ia merasa dihargai dan diterima
oleh satu komunitas.
Mungkin
ini yang ditemukan teman-teman di Kompasiana. Blog menjadi arena bagi mereka
untuk saling berbagi ide dan memperkuat jejaring sosial. Mereka bisa menyusun
program bersama, tertawa bersama, dan saling menginspirasi. Mereka bersua lewat
kata, dipertemukan oleh gejolak dan hasrat yang sama pada dunia aksara, lalu
menemukan kehangatan persahabatan lewat pertemuan. Mungkin inilah esensi
ngeblog, ssensi yang menjadi jalan keluar atas kesumpekan dunia sosial. Selamat
berkompasianival!
0 komentar:
Posting Komentar