Suatu Sore di Kampung Athens

MULANYA saya mengeksplorasi sore hari seorang diri. Selanjutnya, ditemani sahabat asal Taiwan, Joy Hsu. Saya mengelilingi Court Street, menyaksikan banyak manusia berlalu lalang, lalu singgah ke dekat sebuah gereja kecil di situ. Salah satu nikmat tinggal di kampung seperti Athens adalah jalanan yang tak seberapa ramai, serta orang-orang ramah yang masih memelihara hubungan-hubungan emosional. 

beberapa mahasiswa mengambil gambar di Court Street
College Book Store
Donkey Cafe
Di sini, semua orang beruapa menenun emosi lewat kalam persahabatan dan kehangatan yang terpancar. Saya sedang berada di tepi pergantian musim dingin dan musim semi. Ini musim dingin yang pemalu. Tak banyak salju. Seingat saya, hanya ada beberapa kali salju turun dan membasahi bumi es yang penuh. Kali ini, salju tak banyak menyapa bumi. 

Di tepi pergantian musim ini, tumbuh-tumbuhan mulai berani menampakkan diri. Saya melihat tunas-yunas tanaman mulai tumbuh dan menghijau. Mereka tak lagi malu menyembunyikan diri dari dekapan salju. Semi akan segera hadir dan menghiasi bumi dengan bunga-bunga. Takjub melihat tumbuhan, saya singgah di Donkey, sebuah kafe paling popular di kalangan mahasiswa. Saya singgah menyeruput segelas hot chocolate, selanjutnya membaca beberapa buah buku, atau menyelesaikan tugas-tugas kuliah. Sesekali saya memang harus bergegas dan menjadi bagian dari barisan manusia yang setiap hari berlalu-lalang. 

Joy Hsu saat tersenyum
kupu-kupu bertengger di bunga.
Foto diambil saat musim semi setahun silam (foto: Rashmi Sharma) 
sudut kampus Ohio (foto Rashmi Sharma)
Namun di saat bersamaan, ada kekhawatiran yang tiba-tiba menyergap. Saya takut kehilangan momen-momen indah di sore hari. Saya takut kehilangan rasa indah ketika melihat sore hari di mana matahari menyemburatkan cahaya kemerahan di ufuk, lalu membasahi semua pandang dengan warna emas. Saya takut kehilangan getar sebagaimana getar saat menyaksikan embun di pagi hari. Saya takut kehilangan saat-saat menakjubkan ketika menyadari betapa teraturnya alam semesta menata diri, Untuk itu, saya mesti mengabadikan smeua momen. Saya mesti mencatat sesuatu agar keindahan ini bisa dibingkai dan di bawa ke manapun saya bergegas. 

Tak lama lagi musim semi (Spring) akan menyapa. Saya tak tahu seperti indanhnya musim semi. Namun, dari beberapa foto yang ditampilkan sahabat Rashmi Sharma setahun lalu, saya tiba-tiba jatuh cinta dengan musim semi. Tak percaya? Silakan simak foto musi semi setahun silam di sini, kota kecil Athens, Ohio

foto: Rashmi Sharma

foto: Rashmi Sharma



Athens, Ohio, 3 Maret 2012

0 komentar:

Posting Komentar