HIDUP sungguh ajaib. Ke manapun melangkah, saya senantiasa dipertemukan dengan banyak orang yang kemudian menjadi saudara, bersama memperkaya pengalaman, berbagi suka dan duka, serta berbagi kemalangan. Mereka ibarat malaikat yang turun dari langit dan mengisi hari-hari yang berjalan ini dengan sentuhan keriangan. Yup. Mereka terus menghadirkan binar-binar bahagia yang mekar di hati ini.
Saya tak bisa membayangkan hari tanpa mereka.
suatu hari (foto: Yuyun Sri Wahyuni) |
Setahun silam, saya juga menemukan manusia luar biasa saat pertama mengikuti Pre Academic Training (PAT) di kampus UI. Saya dipertemukan dengan 49 manusia hebat dengan prestasi yang tak kalah mentereng. Kami sama-sama dari daerah, sama-sama bermimpi merajut benang keindonesiaan, sama-sama menanam harapan agar kelak bangsa ini akan lebih baik. Kami belajar memecahkan masalah, lalu sama-sama mencari jalan keluar. Betapa indahnya kenangan selama enam bulan bersama mereka.
Kini, saya juga dipertemukan dengan manusia-manusia baik yang melalui hari dengan penuh semangat dan optimisme. Tak henti saya bersyukur karena dipertemukan dengan manusia-manusia baik hati di kota Athens. Di negeri yang serba asing ini, kami sama-sama pejalan yang mencari inspirasi. Sebagaimana kata penulis Paolo Coelho, kami sama-sama memiliki pilu yang sering tak terbahasakan oleh kata.
Lewat interaksilah, kami belajar menjinakkan pilu dan mengubahnya menjadi embun bahagia.
Kami saling memberi semangat. Kami sama-sama sekeping puzzle yang tidak sempurna. Namun betapa indahnya ketika dipertemukan dengan kepingan yang lain. Kami belajar untuk menjadi tanah gembur yang kelak akan menumbuhkan pohon potensi sahabat kami, membiarkan akarnya menyentuh bumi hingga menyerap air kehidupan, sementara cabang dan ranting kelak akan menjangkau mega-mega.
saat menari bersama (foto: Rashmi Sharma) |
suatu sore di Baker Center (foto: Rashmi Sharma) |
Lewat proses interaksi, kami belajar untuk saling menyempurnakan.
Saya tak mungkin melupakan kebaikan yang pernah mereka tanam di hati ini. Sejak pertama menginjakkan kaki di negeri Paman Sam ini, saya telah dijemput sebagai saudara, lalu diajak ke banyak tempat, lalu berbagi pedih dan bahagia tentang betapa sulitnya beradaptasi di negeri ini. Merekalah malaikat hebat itu. Merekalah sahabat yang mengatasi pedih, meredam semua masalah, membantu saya untuk mencatat ulang sejarah tentang dinamika manusia di negeri antah berantah ini.
Mustahil saya melupakan semua kebaikan yang pernah saya terima. Saya tak mau menjadi manusia yang lupa sejarah, lupa kebaikan, dan tak peduli dengan manusia-manusia baik yang pernah membantu.
Terhadap persahabatan dan kebaikan itu, saya menanam janji dalam hati bahwa kelak saya pun akan melakukan hal yang sama buat mereka.
Semoga kami tidak sedang merajut sesuatu yang nampak kemilau sesaat. Kami akan terus bertarung untuk mengabadikan momen hebat ini hingga kelak menjadi kisah inspiratif yang kami kisahkan buat semesta tentang upaya kami menemukan identitas, mencatat ulang setiap butir pengalaman, lalu menarik lapis-lapis hikmah di baliknya. Semoga kasih-Nya menjadi jembatan yang menautkan kami, menumbuhkan kembang-kembang bahagia, mengatasi segala virus yang merontokkan pohon solidaritas, serta melembutkan hati kami sebagaimana lembutnya embun di pagi hari.
Sahabat! Apakah gerangan kabarmu hari ini?
1 komentar:
dalaam banget... ;-)
Posting Komentar