Misteri Candi Ular Bangsa Indian

DI atas bukit itu, saya melihat gundukan tanah yang membentuk pola. Saya melihat gundukan berbentuk ular yang sedang berkelok-kelok, lalu hendak menelan telur. Tapi ada yang bilang kalau itu bukanlah telur, melainkan matahari. Ada juga menyebut ini sebagai kalender yang memberikan arah bagi manusia. Di bukit ini, terbentang satu teka-teki yang terus dicari jawabannya oleh segenap arkeolog dan pemerhati sejarah. Benarkah? Entah. 

postcard lama bergambar Serpent Mound

Kemarin, saya mengunjungi Serpent Mound yang terletak di Adams County, Ohio. Dari Athens, tempat ini berjarak sekitar empat jam perjalanan yang melewati hamparan peternakan serta perkebunan yang dimiliki kaum Amish, komunitas yang masih mempertahankan pola hidup tradisional (saya akan menceritakannya pada kesempatan lain). Serpent Mound adalah salah satu tempat suci bagi bangsa Indian di Amerika Serikat (AS). 

Hampir setiap tahun, mereka akan berkumpul ke bukit ini. Bangsa Indian itu berkumpul saat awal spring atau musim semi. Mereka akan berkumpul semalaman, mengelilingi api unggun, sambil menyanyikan lagu-lagu sakral. Di dekat gundukan ular itu mereka lalu menanti semacam prophecy atau nujuman tentang masa depan, yang kemudian menjadi kompas penunjuk arah kehidupan. Kemarin, belum banyak warga Indian berdatangan. Mungkin mereka menanti awal resmi spring atau musim semi yang setiap tahunnya jatuh pada tanggal 2 Maret. 

Kompleks Serpent Mound
prasasti
Saya penasaran untuk melihat bagaimana proses ritual bangsa Indian. Sayang sekali, saat tiba di sana, mereka belum memulainya. Padahal, saya berharap akan menghabiskan waktu semalam suntuk bersama mereka, menghisap pipa perdamaian, lalu mengucapkan syair lirih tentang manusia dan kehidupan. Kompleks Serpent Mound dikelola oleh Ohio Historical Society, komuntas pemerhati sejarah yang didirikan sejak tahun 1885. 

Kompleks ini juga direhabilitasi dan ditata oleh National Historic Landmark yang berada di bawah kewenangan United States Department of Interior. Meski demikian, bangsa Indian diijinkan serta mendapat akses seluas-luasnya unuk mengadakan ritual tahunan setiap musim semi. 

Misteri Candi Ular 

Dalam beberapa publikasi, kompleks ini disebut sebagai the largest serpent effigy di Amerika Serikat (AS). Saya tak tahu apa makna effigy. Di kamus, diartikan sebagai patung atau semacam pahatan. Tapi, saya lebih suka menyebutnya candi sebab bentuknya adalah gundukan tanah yang membentuk pola tertentu dan digunakan untuk tujuan spiritual. 

Kompleks ini mulai dilestarikan sejak akhir abad ke-19, ketika arkeolog Harvard University, Frederic Ward Putnam, melakukan eskavasi atau penggalian. Setelah melakukan percobaan melalui tes karbon, ia menyimpulkan kalau bangunan ini sudah ada sejak tahun 800 Sebelum Masehi (SM). Ia juga menemukan bukti kalau bangunan ini terhubung secara mistis dengan beberapa bukit serta beberapa situs yang masih terkubur. 

sketsa
sketsa Serpent Mound


Misterinya mencuat ketika muncul pertanyaan apa makna bangunan candi ular ini. Para arkeolog punya kesimpulan yang berbeda-beda. Ada yang mengatakan kalau bangunan ini memiliki pola yang bisa membaca arah matahari serta pergantian musim. Makanya, beberapa penanda diletakkan di dekat candi ini yang menunjukkan posisi matahari. Saya kadang berseloroh, jangan-jangan manusia masa silam iseng saja membuat bangunan dan meletakkan ini sebagai teka-teki bagi bangsa manusia di masa depan. Kini, para arkeolog itu sibuk mengungkap misteri. Padahal, jangan-jangan, tak ada misteri. 

Bangsa Indian sebagai pemilik bangunan ini justru tak mau ambil pusing sebagaimana para arkeolog itu. Mereka rutin menjalankan upacara demi menguatkan tali solidaitas di antara mereka, menemukan petunjuk tentang masa depan, serta menemukan inspirasi lewat dialog antara sesame bangsa Indian, yang dahulu datang ke sini dengan mengendarai kano, sejenis sampan kecil. 


Mungkin, inilah dinamika ilmu pengetahuan. Bangsa Indian itu punya konsep pengetahuan yang berbeda dengan bangsa Eropa pendatang. Jika kaum pendatang, yang mengenalkan sains modern, berusaha untuk menjelaskan dan memahami sesuatu, maka bangsa Indoan lebih suka melihat sesuatu sebagai misteri. Bangsa Indian tak tertarik mengungkap misteri sebab misteri itu sendiri adalah bagian dari teka-teki kehidupan yang dijalani manusia. Misteri adalah sesuatu yang berdenyut dalam dirinya. Tugas manusia adalah mengalir bersama semesta. Bukan untuk menjelaskan semesta.(*)


Athens, 17 Maret 2012

2 komentar:

Dwi Ananta mengatakan...

Suka dengan kalimat terakhir; “Tugas
manusia adalah mengalir bersama semesta.
Bukan untuk menjelaskan semesta.”

Tempat Sampah Stainless mengatakan...

PertamaX gan...mantab inponya

Posting Komentar