Rindu Ayah Untukmu Nak!


Anakku sayang…
Di sini, pada jarak ribuan kilometer, diriku hanya bisa memandang potretmu. Setiap melihat wajahmu, terasa ada sesuatu yang menggenang di pelupuk mata ini. Kau mulai bertumbuh. Bukan lagi bayi merah, sebagaimana yang pernah kusaksikan di Rumah Sakit Pertiwi, tanggal 2 Agustus silam. Kau sudah bisa tersenyum dan tertawa. Nak, apakah gerangan yang sedang kau tertawakan? Apakah diriku yang terjebak dengan rutinitas di sini?

Anakku sayang…
Sungguh, aku takut jika dirimu sedang mentertawakanku. Aku takut dirimu akan menuntut kasih sayang dan perhatian. Aku takut dirimu mempertanyakan, mengapa dirimu tak pernah dibelai seorang ayah yang menciumi ubun-ubunmu ketika hendak lelap? Aku takut dirimu bertanya mengapa seorang ayah harus pergi berkelana jauh ke negeri sana, sementara dirimu amat membutuhkan sentuhannya?


Di sini, pada jarak yang terbentang sekian ribu kilometer, aku tak henti-hentinya merajut rinduku untukmu. Kelak rinduku akan menjadi kain yang mengapung di samudera raya, menjadi jembatan yang mempertemukanku denganmu. Semoga waktunya tak lama lagi.(*)


Athens, Ohio, 19 Oktober 2011

6 komentar:

Patta Hindi Asis mengatakan...

saya tidak tahu seberapa besar rindu AYAH terhadap ANAKNYA--saya belum punya anak--tetapi dengan membaca tulisanta kanda sy jadi speechless. Sarasvati punya sosok yang selalu membuat orang slalu kagum (tulisan ayahnya selalu menggugah orang)...

salam hangat kanda

Dya Ry mengatakan...

Tak dapat membayangkan bagaimana besarnya rindu kak yusran terhadap ara. Yang lihat fotonya Ara saja, sudah merasa sangat ingin memeluknya, apalagi ayahnya sendiri (kak yusran). ^_^ saya yakin, Ara merasakan apa yang kak yusran rasakan, seandainya ia sudah bisa membaca dan berbicara jelas sebagaimana manusia dewasa, mungkin ia akan membalas tulisan kak Yusran ini dengan judul "Ara juga Rindu pada Ayah".

Syam Matahari mengatakan...

anaknya LUCU :)

Am_Traveler mengatakan...

ara & doraemon.... *hugs*

riverflow mengatakan...

saya bisa merasakan kerinduanmu, kak yus. saya saja kadang kalau ada jeda istirahat, saya sering pulang ke rumah --yg kebetulan tak jauh dari kantor. sekadar utk menemani River tidur siang atau main sepeda kalau dia lagi tidak bisa tidur.

anak itu memang hal yg ajaib. sy tentu tak bermaksud menggurui kak yus soal ini.
saya jujur malah "belajar" banyak dari pengalaman kak yus yg tinggal berjauhan dgn Ara. setidaknya saya belajar memposisikan diri sehingga saya bisa lebih menghargai kebersamaan saya dengan River.

Dan saya juga ingat apa yg kak yus pernah bilang ke saya, "Saya hanya ingin menunjukkan pada Ara bahwa saya punya semangat!". Ara akan bangga. Pasti.

salam,
http://riversnote.blogspot.com

Anonim mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

Posting Komentar