Apple Baru, Semangat Baru

AKHIRNYA saya punya sebuah laptop baru. Selama seminggu ini saya deg-degan setiap kali ada tugas untuk menulis. Saya sangat tergantung pada keberadaan komputer di Alden Library. Setiap hari, saya berusaha datang lebih awal demi menggunakan fasilitas di Alden. Di situlah saya mengetik tugas, memeriksa ulang semua yang dibutuhkan dalam perkuliahan, hingga mencari bahan yang diminta oleh staf pengajar.

Selama beberapa hari, saya menunggu kiriman uang dari sponsor beasiswa. Maklumlah, keberadaan saya di sini berkat sponsor. Bahkan untuk membeli kebutuhan sehari-haripun, sponsor yang menyediakan. Saya menikmati keuntungan yang diberikan pada setiap penerima beasiswa Ford yakni adanya dana membeli komputer serta buku-buku.

Kemarin, saya membeli laptop baru jenis Apple MacBook Pro. Sudah lama saya mengidamkan laptop jenis ini. Apple adalah produk yang paling laris di Amerika Serikat (AS). Tapi sejujurnya, saya merindukan laptop sebelumnya yakni Acer. Saya merindukan laptop yang telah menemani saya selama kurang lebih dua tahun. Laptop itu menjadi saksi dari tulisan-tulisan blog ini, proses awal ketika saya melamar beasiswa, hingga saat belajar bahasa. Laptop itu telah menemani saya dalam segala suka dan duka, selalu mengisi tas saya ke manapun saya pergi. Kemarin, semestinya saya membawa laptop itu ke Amerika Serikat (AS). Sayang sekali, nasib membawa kami pada simpang jalan berbeda.

Sekarang Acer itu di tangan seseorang yang mengambil tas ransel di Jakarta. Entah apakah orang itu orang baik atau orang jahat, yang jelas si Acer itu bersamanya. Saya membayangkan laptop itu menangis tersedu-sedu menanti kapan tuannya datang menyelamatkannya. Sayang sekali, diri ini telah menyeberang lautan jauh sehingga tak berdaya untuknya. Mudah-mudahan ada berita baik dalam waktu yang tidak terlalu lama. Apalagi, Ismet akan segera ke Jakarta demi laptop itu.

Setiap ada kepergian, maka selalu ada kedatangan. Jika Acer itu telah meniti takdirnya sendiri, maka Apple hadir di depan mata. Semoga takdirnya kelak tidak seperti si Acer. Semoga kelak ia bisa menjadi saksi-saksi atas perjalanan saya di Negeri Paman Sam. Semoga kelak ia bisa bercerita tentang petualangan dan kebahagiaan di negeri baru.(*)

2 komentar:

mila mengatakan...

Kekasih kita sama, Acer namanya. Moga segera ketemu, hmmm...bisa kebayang betapa penting semua file yang ada di raganya..

DoeL mengatakan...

Macbook Pro? Itu lebih dari cukup, bro. Sungguh, saya pun jadi ingin..

Posting Komentar