Vitalitas Budaya Yogyakarta

poster kegiatan

KESENIAN adalah nyawa bagi Kota Yogyakarta. Kalimat ini bukanlah isapan jempol tentang sisi eksotisme kota Yogyakarta. Sejak masa silam, kesenian menjadi nyawa warga kota. Inilah sebuah kota yang warganya adalah para penampil, mulai dari penari, pemain teater, hingga pemain sandiwara. Sementara penduduknya adalah para penikmat seni yang menghabiskan hari demi mencicipi kesenian, membeli produk industri kreatif sekaligus melahirkan karya kreatif terbaru.

Yogyakarta serupa oasis dan lahan subur bagi pencinta kesenian. Di sini, pameran kesenian dilakukan hampir setiap minggu. Di sini, sebuah produk budaya hasil industri kreatif bertebaran di mana-mana, semudah menghirup udara segar yang asri di kota ini. Di sini, produk batik, busana, ataupun kain bisa ditemukan di banyak ruas jalan. Nampaknya kota ini adalah surga buat para seniman untuk berekspresi dan mencipta. Kota ini ibarat lahan subur penuh humus penciptaan buat mereka.

Dalam kunjungan singkat ke kota ini, saya menyempatkan diri untuk menyaksikan pemetasan Laskar dagelan di Taman Budaya Yogyakarta. Sayang karena harga tiketnya cukup mahal (Rp 150.000), saya batal menonton pagelaran. Saya hanya berkeliling menyaksikan pameran serta melihat pementasan tari yang dibawakan sejumlah remaja berbaju tradisional. Kata seorang kawan, hampir setiap hari ada pagelaran seperti ini. Sebab para pelaku seni tradisi bertebaran di berbagai penjuru kota dan semuanya menanti kesempatan untuk tampil.

anak-anak kecil yang bermain musik tradisional
sebuah tari yang dibawakan sejumlah gadis
beberapa produk seni kerajinan
walikota Yogyakarta, Herry Zudianto, saat membuka acara

Semalam, saya juga menyaksikan anak-anak yang bermain musik bak pemain orkestra yang amat profesional. Mereka memainkan gendang serta aneka musik tradisional dengan amat piawai hingga beberapa kali mengundang aplaus. Saya paham bahwa anak-anak itu kelak akan mewariskan khasanah budaya yang demikian agung, sekaligus menjaga vitalitas atau daya hidup kebudayaan Jawa yang berpusat di Yogyakarta. 

Mungkin atas alasan ini pula, saya tiba-tiba saja merasa iri pada mereka yang berdiam di sini. Betapa bahagianya menjadi bagian ari kekayaan khasanah tradisi Yogyakarta yang terus dirawat oleh generasinya hari ini.(*)

BACA JUGA:
Wow..!!! Kecil-Kecil Udah Bisa Main
Merawat masa Silam di Yogyakarta 
Wuihh!!! Cantiknya Gadis Yogyakarta


0 komentar:

Posting Komentar