Khawatir Saat Hujan

SEJAK memasuki bulan November, Jakarta belum pernah dilanda hujan. Mudah-mudahan, bulan ini tak ada hujan dan matahari tetap bersinar terang. Setidaknya, itu sudah menjadi harapan saya sejak pertamakali menginjakkan kaki di kota ini. Tahukah Anda, setiap hujan mengguyur, kota ini tiba-tiba menjadi sangat sibuk? Semua rencana bisa berantakan. Dan saya tiba-tiba saja khawatir.

Di sini, hujan rintik-rintik bisa menyebabkan banjir. Apalagi, saya tinggal di kawasan padat di mana banjir sering terjadi. Memang, air belum pernah masuk hingga kamar, namun saya panik juga melihat permukaan air yang meninggi dan pelan-pelan masuk rumah. Dalam situasi seperti ini, saya hanya bisa berdoa agar air itu tidak masuk ke dalam. Untunglah, permukaan air belum pernah masuk ke dalam kamar saya.

Saya mengalami langsung apa-apa yang dikhawatirkan orang tentang kota ini. Ini kota yang kian menua dan dipenuhi berbagai problem. Ini kota yang sejak masa lalu selalu saja bergulat dengan hal-hal semacam hujan, banjir, macet, dan suasana yang padat ramai, dan tergesa-gesa. Meskipun saat ini saya menjadi bagian dari kesemrawutan itu, namun saya masih memelihara keinginan untuk segera kembali ke daerah. Sebagaimana dulu sering saya katakan, Jakarta hanya nyaman untuk dikunjungi sekilas. Jakarta hanya nyaman untuk mencari duit. Tidak untuk menjadi tempat tinggal. Tidak untuk tempat beranak-pinak.(*)

0 komentar:

Posting Komentar