TAHU tidak, ada hal yang menjadi agenda utama setiap kali memasuki Kota Makassar. Saya akan mengunjungi tempat favorit saya yakni toko buku dan bioskop. Inilah tempat-tempat yang sering bikin saya kangen di kota ini. Andaikan dua hal tersebut bisa saya temukan di kampong, tentunya saya tidak berniat untuk selalu masuk kota.
Sehari setelah mendarat di Makassar, saya langsung ke toko buku. Ternyata, belum ada juga buku baru yang bikin saya kepincut. Kebanyakan buku baru hanyalah buku-buku bertemakan motivasi atau yang sifatnya how to. Mungkin warga bangsa ini sedang putus-asa sehingga buku sejenis how to bisa laris bagai kacang goreng.
Setelah lama memilih-milih, akhirnya saya memebeli beberapa buku. Pertama, edisi terbaru National Geographic (NG). Sudah hampir setahun, saya menjadi pembaca tetap majalah ini. Saya selalu mengikuti isu-isu terbaru yang disajikan. Baik itu isu lingkungan, maupun isu tentang manusia. Saya menyenangi liputan tentang peradaban manusia di belahan bumi lain. Apalagi, gaya tulisan di NG selalu khas dan sifatnya etnografis.
Kedua, saya juga membeli buku Senopati Pamungkas karya Arswendo Atmowiloto. Ini buku lama. Dulunya, saya tidak berniat membacanya. Namun saat meresensi Nagabumi di Kompasiana, banyak yang merekomendasikan buku ini. Dan saya mudah terpengaruh atas rekomendasi orang tentang bagus tidaknya satu buku. Kalau banyak yang bilang bagus, siapa tahu buku itu memang bagus. Saya terpengaruh.
Ketiga, buku riwayat Emile Durkheim. Sejujurnya, tak ada niat membeli buku teks. Tapi saya kepincut setelah membaca nama pengarangnya Hanneman Samuel. Beliau adalah pengajar sosiologi pengetahuan di UI. Saya sering ngobrol sama beliau di kantin Fisip UI dan saya tahu betul kalau dia amat cerdas dan menguasai tema-tema sosiologi pengetahuan. Saya membeli bukunya karena saya mengenal pengarangnya.
Nah, setelah membeli buku, selanjutnya saya ke bioskop. Film Prince of Persia sudah menanti saya. Hmm… inilah sisi lain dari Makassar yang tidak saya temukan di kampung saya.(*)
0 komentar:
Posting Komentar