INI adalah foto Tari Mangaru yang dipentaskan sejumlah orang tua untuk menyambut tamu. Dulunya, tarian ini untuk menyemangati para prajurit yang hendak bertempur. Lihat saja para penari yang memegang parang serta perisai. Kata sejumlah orang, dulunya para penari saling tebas dengan parang, namun badannya kebal dari senjata tajam. Kini, para penari hanya saling ancam dan teriak lalu sama-sama menari. Unsur hiburannya lebih menonjol ketimbang unsur ketegangan.(*)
Search
Pengunjung Blog
...
Tentang Saya
blogger l researcher l communication practitioner l lecturer l teacher l IFP Fellow l ethnographer l anthropologist l academia l historian wanna be l citizen journalist l Unhas, UI, and Ohio Mafia l an amateur photographer l traveler l a prolific author l media specialist l political consultant l writerpreneur l social and cultural analyst l influencer l ghost writer l an avid reader l father l Kompasianer of the Year 2013 l The Best Citizen Reporter at Kompasiana 2013 l The 1st Winner of XL Awards 2014 l The 1st Winner of Indonesian Economic Essay Competition 2014 l
Arsip Blog
-
▼
2010
(341)
-
▼
Juni
(25)
- Hari Ini Aku Melamarmu
- Solusi Internet Murah
- Bahagia Bersama Ponakan
- Suasana Jogja
- “Wow..!!! Kecil-kecil Udah Bisa Main”
- Wuihh... Cantiknya Gadis Yogyakarta
- Apa Kabar Kekasih?
- The Last Olympian
- Bandara Djuanda yang Bertabur Ekspresi Seni
- Senja Langit Bau-Bau
- Terbang Jam 4, Tiba Jam 4
- Tari Mangaru, Tari Perang
- Buku Ketiga yang Akan Segera Terbit
- Embun-Embun Spiritualitas
- Tantangan dan Adrenalin
- Perlukah Kuliah Doktor?
- Maradona, Seks, dan Tuhan
- Serunya Bermain Hulla Hop
- Isi Talang Haroa
- Punahnya Nama "La" dan "Wa" di Masyarakat Buton
- Terimakasih Ariel Peterpan
- Surat buat Kekasih
- Toko Buku dan Bioskop
- Makassar yang Tidak Seindah Dulu
- Dewi Perssik Vs Mulan Jameela
-
▼
Juni
(25)
0 komentar:
Posting Komentar