Kiat Membunuh Sepi

AKTIVITAS saya di kampung halaman banyak berbeda dengan aktivitas saat masih di Jakarta atau Makassar. Saat di kota besar sepeti Jakarta dan Makassar, saya banyak mengisi waktu luang dengan mengunjungi toko-toko buku atau singgah nonton film. Kini, saya kehilangan dua aktivitas tersebut. Kini, saya mengisi waktu luang dengan membaca buku atau menulis blog.

Di sini, saya tidak punya banyak sahabat selain kawan-kawan dari penerbit Respect. Itupun, semua kawan-kawan sudah punya aktivitas sendiri sehingga sudah mulai jarang kumpul bersama. Makanya, saya tak punya pilihan lain untuk membunuh sepi selain dari membaca buku atau berselancar di internet.

Untungnya, saya sudah memindahkan buku-buku saya yang banyak dari Makassar. Untungnya lagi karena dulu kebiasaan saya adalah membeli buku sebanyak-banyaknya, kemudian mulai membaca dengan cara menyicil. Di tengah-tengah suasana sepi seperti ini, saya menginventarisir buku-buku apa saja yang belum saya baca lalu mulai membaca. Tapi, saya sadar betul bahwa kelak akan tiba saat di mana saya mulai kehilangan stok bahan bacaan. Sekarang saja saya sudah mulai kehilangan stok bacaan. Saya tak punya pilihan, selain berdamai dengan situasi. Tak mungkin ke toko buku besar di kota sekecil ini.

Mungkin, yang terbaik adalah dengan cara membeli buku lewat online. Walaupun waktu pengiriman ke sini agak lama, tapi saya tak punya banyak pilihan. Kompromi terbaik lainnya adalah saya memperbanyak waktu untuk berselancar di internet. Melalui internet, saya tidak kehilangan informasi karena bisa meng-update perkembangan terbaru. Melalui internet, saya bisa berinteaksi melalui blog, atau melalui social blog sepeti Kompasiana. Di sini, saya bisa berkenalan lebih jauh dengan banyak rang, bisa mengasah kemampuan menulis. Dan bisa saling mengkritisi dengan siapapun, dari bebagai penjuru dunia.

Demikian aktivitas saya untuk membunuh sepi, untuk mengisi waktu luang.

0 komentar:

Posting Komentar