Galaksi Kinanthi dan Kesan yang Menggumpal


TAK banyak novel yang bisa menghadirkan perasaan haru biru dalam diri kita. Apalagi, novel-novel yang bertemakan cinta. Banyak novel cinta yang terlampau melankolis atau mendayu-dayu hingga tak ada jejak dalam diri kita usai membacanya. Ramuan cintanya jadi garing dan hanya menggumpal sesaat dalam genangan hati kita, dan setelah itu akan meleleh secara cepat seiring waktu.

Ada juga novel cinta yang terlampau romantis, ending-nya menguras air mata, akan tetapi kita serasa tak percaya. Apakah mungkin ada seseorang yang tewas saat menangis di pusara kekasihnya sebagaimana nampak dalam karya sastra legendaris Layla Majnun?

Tapi Galaksi Kinanthi karya Tasaro jelas berbeda dengan yang lain. Novel ini berkisah tentang cinta yang dipegang teguh ala Rome-Juliet. Tetapi tidak dengan bahasa yang cengeng, melainkan dengan bahasa yang mengalir deras menganak sungai. Kekuatan novel ini adalah pada bahasa dan sistematika adegan yang ditata apik. Saya serasa membaca Supernova: Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh karya Dewi lestari. Akan tetapi, novel ini lebih terjaga tuturnya. Isinya lebih mudah dipahami, dialognya asyik, dan klimaksnya jauh lebih sempurna ketimbang Supernova yang agak ngambang.

Novel ini membuat saya berpikir bahwa cinta adalah anugerah yang harus disyukuri. Cinta adalah harta terbesar dalam hidup yang menjadi cahaya terang bagi pekatnya hati kita. Cinta adalah mata air yang menjadi muara dari jauhnya perjalanan kita mengalir lepas dalam samudera kehidupan. Tanpa cinta itu, barangkali kita tak akan pernah mengalir. Kita hanya membatu seperti karang yang diam, dan tidak pernah beranjak ke mana-mana. Namun kekuatan cinta jugalah yang kelak akan meleburkan karang itu, menyatukannya dengan air dan bebas mengalir ke manapun.

Novel ini menyadarkan saya bahwa cinta itu akan menjadi jembatan atas dua hati manusia, dengan berbagai latar belakangnya. Cinta adalah kekuatan yang mempertautkan dua hati, seperti apapun bedanya latar sosial dua hati itu. Usai membaca novel ini, tiba-tiba saja saya merindukan seseorang yang tak pernah peduli seperti apa rupa dan latar belakangku. Tiba-tiba saja saya merindukan seorang gadis yang ketika melihatku, selalu terselip seulas senyum menawan. Ia seolah hendak mengatakan bahwa ada bahagia yang hinggap di hatinya.....

0 komentar:

Posting Komentar