Balla Lompoa yang Menggetarkan Dunia

KEAGUNGAN Istana Balla Lompoa tidak hanya menjadi ikon kebanggaan warga Makassar, namun juga menjadi kebanggaan warga dunia. Dalam waktu yang tak lama lagi, istana Balla Lompoa akan ditahbiskan sebagai rumah kayu terbesar di dunia dan seolah membisikkan kabar kepada semua bangsa-bangsa bahwa Makassar adalah negeri yang pernah merajai lautan di negeri-negeri yang dihembus angin timur.

Balla Lompoa pernah menjadi tempat bermukim raja-raja yang memerintah Kerajaan Gowa. Balla Lompoa sendiri dalam bahasa Makassar berarti rumah besar atau rumah kebesaran. Di dalam museum terdapat berbagai macam peninggalan kerajaan termasuk benda-benda pusaka, mahkota dan berbagai perhiasan berharga serta terpampang pula silsilah keluarga Kerajaan Gowa.

Pada masa silam, Kerajaan Gowa pernah menjadi salah satu kerajaan besar dengan bandar yang sangat ramai. Berbagai bangsa-bangsa singgah berniaga dan menjalin persahabatan dengan Gowa. Mereka merasa aman sebab penguasa Gowa dicatat sejarah sebagai penguasa yang budiman dan bersikap adil kepada siapapun yang datang berdagang. Tak hanya itu, bala tentara Kerajaan Gowa juga dikenal perkasa di lautan. Pantas saja jika sejarawan Anthony Reid dalam karyanya The Rise of Makassar, menyebut Gowa sebagai salah satu kota paling modern di dunia pada abad ke-17.

Kini, jejak-jejak kejayaan Gowa bisa dilihat di Balla Lompoa. Bertempat di Jalan Hasanuddin no 48, Sungguminasa, Gowa, Balla Lompoa masih nampak agung dan menggetarkan. Istana ini dibangun pada tahun 1936 pada masa pemerintaan Raja Gowa ke-31 yaitu I Mangngi-mangngi Daeng Matutu dan pernah direstorasi pada tahun 1978-1980. Perhatian pemerintah terhadap revitalisasi kawasan bersejarah ini sangatlah besar. Beberapa bulan lalu, rencana pengembangan Balla Lompoa telah dimatangkan dan diumumkan kepada publik. Selain dinobatkan sebagai rumah kayu terbesar di dunia, Balla Lompoa akan "disambung" dengan Istana Tamalate yang berdiri di sampingnya menjadi satu kesatuan tak terpisahkan.

Direncanakan, kawasan ini bakal menjadi obyek wisata sejarah terindah dan bakal diintegrasikan dengan makam Sultan Hasanuddin dan Syekh Yusuf. Nah, bangunannya akan semakin besar sebab nantinya seluas 3.202 meter persegi. Luas Balla Lompoa 963 meter persegi ditambah Istana Tamalate 1.615 meter persegi dengan tambahan 390 meter persegi dan bangunan pendukung 308 meter persegi. Untuk memberikan makna lebih sakral terhadap Balla Lompoa sebagai bangunan bersejarah, bangunan akan diangkat dengan hidrolik sekitar tiga meter dari permukaan jalan raya.

Tak hanya memperluas kawasan istana, nantinya di depan Balla Lompoa akan berdiri relief atau patung 36 Raja Gowa yang pernah memimpin. Patung para raja itu seakan memberikan tantangan bagi generasi kekinian untuk tetap memelihara spirit masa silam demi membangun masa kini yang perkasa.(*)


0 komentar:

Posting Komentar