BUAT anda yang singgah ke Jakarta, sempatkanlah waktu untuk ke Plaza Senayan. Apakah gerangan perasaan anda ketika melihat parade kemewahan di depan mata? Apakah yang anda bayangkan ketika melihat betapa beruntungnya orang-orang yang melintas dan belanja di situ? Apakah anda stres dengan dunia anda yang dibekap kesulitan? Apakah anda hendak bertanya pada Tuhan mengapa harus ditakdirkan sebagai rakyat jelata?
Semua bisa punya kesan dan opini sendiri. Demikian pula dengan saya. Berupa-rupa hal melintas di benakku ketika hari ini saya diajak seorang kawan untuk singgah ke Plaza Senayan. Meski sudah sering ke tempat itu, namun pada setiap kedatanganku, saya selalu takjub dan terkesima. Mal ini tidak seberapa besar. Desain interiornya juga biasa saja dengan gaya gothik ala Eropa barat. Namun, jangan tanya berapa harga barang-barang di situ. Semuanya membumbung tinggi ke langit. Semuanya berkelas. Saya barusan melihat baju kaos seharga jutaan rupiah. Jam tangan Swiss seharga puluhan juta. Saya selalu tak habis pikir, mengapa ada saja orang yang rela antri demi produk semahal itu.
Jangan tanya pula bagaimana penampilan para pengunjungnya. Wuihh!!! Semuanya mencolok mata. Semuanya cantik-cantik dengan busana mahal dan berkelas. Banyak gadis yang menampakkan kakinya yang halus mulus dan wajah sempurna bagai dipahat. Pengunjung mal ini adalah para pesohor, selebriti, serta orang-orang kaya negeri ini yang menikmati kemewahan bagai surga. Mereka sempurna seperti dewa-dewi yang hidup di atas langit dan sesekali turun ke bumi dengan mengendarai Mercedes. Mereka adalah lapis paling puncak yang kaya raya dari piramida masyarakat Indonesia. Mereka adalah lapis beruntung dari sebegitu banyaknya rakyat negeri ini yang harus memelas dari emperen ke emperan untuk mencari sesuap nasi.
Puluhan juta rakyat Indonesia harus mengais rezeki dengan bersimbah peluh, mengencangkan ikat pinggang dan meratapi hari. Sementara mereka yang berkunjung di plaza ini adalah mereka yang menjalani nasib bagaikan surga. Mereka berjalan di mal ini dan menampilkan seluruh kemewahan. Berbelanja dengan tas yang penuh, kemudian mengendarai mobil dengan fasilitas mewah.
Saya hanya bisa terpaku. Menjadi rakyat kecil di negeri ini adalah menjadi bagian dari mereka yang hanya bisa menyaksikan dari pinggiran. Saya ingat cerita kakak saya dari Jepang, bahwa di negeri itu, gaji antara seorang pekerja keras dan bos tidak seperti bumi dan langit. Makanya, kemewahan bisa menjadi milik semua orang yang bekerja keras. Semua berhak menikmati fasilitas dan kesejahteraan. Tetapi di negeri ini, bekerja keras bukanlah satu-satunya jawaban untuk sejahtera. Banyak tukang sapu dan pemulung yang bekerja keras, membanting tulang, namun kehidupannya begitu-begitu saja. Di negeri ini, anda mesti melihat dulu seberapa bagus garis tangan anda, seberapa kaya orang tua dan nenek anda, serta seberapa pandai anda menjaga koneksi dengan banyak pihak. Jika semuanya ada pada diri anda, jangan-jangan anda termasuk mereka yang melenggang di Plaza Senayan.(*)
Depok, 1 Januari 2009
Search
Pengunjung Blog
...
Tentang Saya
blogger l researcher l communication practitioner l lecturer l teacher l IFP Fellow l ethnographer l anthropologist l academia l historian wanna be l citizen journalist l Unhas, UI, and Ohio Mafia l an amateur photographer l traveler l a prolific author l media specialist l political consultant l writerpreneur l social and cultural analyst l influencer l ghost writer l an avid reader l father l Kompasianer of the Year 2013 l The Best Citizen Reporter at Kompasiana 2013 l The 1st Winner of XL Awards 2014 l The 1st Winner of Indonesian Economic Essay Competition 2014 l
Arsip Blog
-
▼
2009
(339)
-
▼
January
(26)
- Sekeping Cinta di Buitenzorg
- Tur Wisata Mamaku dan Atun
- Dialog Antropologi dan Sejarah
- Filsafat Perang dalam Film Red Cliff 2
- Berangkat Wisuda
- Baliho Caleg yang Mengganggu Pemandangan
- Tak Ada Basis Massa Ril bagi Caleg
- Kafe Tenda Ataukah Karaoke Tenda (Ekspedisi Kendar...
- Gadis Cantik Kota Kendari
- Berita Obama Terlampau Berlebihan
- Baliho sebagai Teropong Atas Kuasa dan Politik Din...
- Mudahnya Urus Paspor (Ekspedisi Kendari 3)
- Kampus Unhalu yang Semrawut (Ekspedisi Kendari 2)
- Kota Kendari yang Memanjang (Ekspedisi Kendari 1)
- Tiba di kendari
- Semalam Bersama Haji Enal
- Pengalaman Bertemu Ahmadinejad
- Andai Kita di Jalur Gaza
- Dara...... Dara..........
- My President is Mahmoud Ahmadinejad
- Ingin Menulis Opini
- Miris di Negeri Baliho
- Saya yang Makin Sakit
- Ketika Kungfu Menantang Karate
- Singgah Karaoke di NAV
- Wuiihhh..... Plaza Senayan!!!
-
▼
January
(26)
0 komentar:
Post a Comment