Khutbah Jumat Berbahasa Bugis


SHALAT Jumat kali ini saya laksanakan di Masjid Nurul Hidayah yang terletak di tengah pasar di jantung Kota Maros, Sulsel. Bersama temanku Nasri Abduh, saya singgah shalat dalam perjalanan menemani Bento untuk mewawancarai sejumlah penganut tarekat Khalwatiyah. Kami agak terlambat menuju Maros sebab hujan terus mengguyur Kota Makassar. Untunglah, shalat Jumat masih bisa dilaksanakan.

Meski sudah sering shalat Jumat di luar Kota Makassar, shalat kali ini cukup unik kurasakan. Betapa tidak, ceramah Jumat –sebagai salah satu rukun shalat—disampaikan dalam bahasa Bugis. Terpaksa, saya cuma bisa bingung dan tak tahu apa makna pernyataan dari sang khatib. Mungkin ceramahnya sangat menarik sebab hampir semua orang terpaku dan menatap tanpa berkedip. Sesekali, penonton tersenyum di saat sang khatib menyisipkan guyon di tengah ceramahnya. Sayang, saya tak tahu sama sekali apa materi ceramah tersebut. Saya merasa blank.

Dalam pantauan saya, sebagian besar masjid di luar Kota Makassar selalu menggunakan bahasa daerah dalam ceramah. Mungkin ini terkait permintaan audience yang menginginkan agar disampaikan dalam bahasa daerah. Memang, masyarakat Bugis hingga kini masih menjadikan bahasa Bugis sebagai bahasa utama dalam pergaulan sehari-hari. Kurasa, ini adalah hal yang sangat positif sebab bisa lebih menyentuh masyarakat setempat. Pesan itu bisa menembus berbagai sekat dan kategori sosial, mulai dari orang tua, pemuda, hingga anak-anak. Sayangnya, pesan itu akan blank bagi orang luar sepertiku yang hingga kini tak juga pandai bahasa Bugis. Barangkali akan lebih baik jika ada translator atau penterjemah sehingga pesan itu bisa pula dimaknai mereka yang tak pandai bahasa Bugis. Cuman, apakah ini tidak melanggar adab dan syariah? Apakah ini tidak akan menimbulkan kontroversi di masyarakat? Apakah kreativitas ini tidak dianggap sebagai propaganda Yahudi? Entahlah. Kalau ada yang tertarik, coba saja usulkan ini.(*)

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Asalamualaikum mas timurangin
kaya nya nama blog kita sedikit mirip

Unknown mengatakan...

Waalaikum salam wr wb,dari Kotabaru Kalimantan selatan

Posting Komentar