Menghancurkan Tembok Ilmiah


HIKMAH besar yang kurasakan sejak kuliah di Departemen Antropologi UI adalah semua realitas jadi begitu berharga untuk dilewatkan. Dulu, aku tak terlalu peduli dengan detail-detail. Aku tak peduli dengan hal-hal kecil atau remeh-temeh yang kusaksikan dan dengar di masyarakat. Aku kadang bersifat angkuh dan selalu memandang remeh kenyataan yang aku dengar dan disaksikan masyarakat kebanyakan. Keangkuhan ini benar-benar menjadi penjara yang kokoh dan membatasi pahamanku akan kenyataan. Tembok ilmiah yang kubangin secara tanpa sadar ini akhirnya runtuh seiring dengan progress-ku selama di UI.

Aku paham bahwa setiap manusia memiliki dunia pengalaman tersendiri yang dipahat oleh pengalaman serta kenyataan yang dihadapi. Setiap manusia memiliki gerak serta dinamika sendiri yang kemudian berpengaruh besar pada pilihan-pilihan yang dijalaninya. Kesalahan besar ilmu sosial adalah selalu menempatkan manusia sebagai obyek baik obyek kebijakan maupun obyek yang diamati sebagaimana ilmuwan mengamati obyek di mikroskop. Kesalahan besar ilmu sosial adalah sejak awal telah membangun tembok ilmiah sehingga membuat batas yang cukup tegas dengan masyarakatnya. Kini, batas itu haruslah dilebur. Batas dan keangkuhan epistemologis itu haruslah dihancurkan sembari memberi ruang bagi merekahnya pengetahuan masyarakat. Pengetahuan yang telah lestari sejak ribuan tahun lalu dan tersimpan rapi dalam memori kolektif masyarakat.


0 komentar:

Posting Komentar