Perginya Ksatria Pemilik Tujuh Bola Naga

ilustrasi


Dunia komik tengah berduka. Kematian Akira Toriyama, pencipta Dragon Ball, meninggalkan duka yang mendalam di hati penggemarnya. Kepergian itu tidak hanya diratapi para penggemar komik di Jepang, tetapi juga pemerintah China, juga pemerintah Jepang.

Kisah Dragon Ball telah merekatkan hubungan antara Jepang Cina, Korea, dan seluruh dunia. Di arena komik, kartun, dan animasi, semua umat manusia bersatu. Banyak generasi yang tumbuh sembari mengikuti petualangan Sun Goku dalam mencari bola naga.

Pemerintah China, melalui Kementerian Luar Negeri, juga menyatakan turut berduka. Seperti dikutip China Daily, jubir Kementerian Luar Negeri China Mao Ning dalam konferensi pers rutin menyatakan, manga karya Akira Toriyama sangat populer di China dan menjadi bagian dari simbol pertukaran budaya serta persahabatan China-Jepang.

“Kami menyampaikan simpati kami yang terdalam atas meninggalnya Akira Toriyama-sensei, dan kami ingin menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada keluarganya. Toriyama-sensei adalah seorang seniman manga yang sangat terkenal, dan karyanya juga sangat populer di China,” katanya.

“Saya perhatikan banyak netizen China yang mengungkapkan kesedihan mereka. Kami percaya bahwa akan ada lebih banyak seniman dan penulis berbakat dari Jepang yang karyanya akan meninggalkan dampak budaya Cina yang mengarah pada persahabatan yang lebih erat antara negara-negara kita.”

Dragon Ball adalah karya yang sangat berpengaruh. Awalnya mendapat inspirasi dari kisah klasik China, Journey to the West , serta film seni bela diri Hong Kong. Nama Sun Goku adalah bacaan Jepang dari Sun Wukong, atau Sun Go Kong, monyet nakal dan sombong yang merupakan salah satu tokoh penting yang mengawal Biksu Tong menuju barat.

Juru Bicara Pemerintah Jepang Yoshimasa Hayashi mengatakan, Akira Toriyama telah memainkan peran yang sangat penting bagi Jepang dengan memperkenalkan kekuatan lunak (soft-power)”Negeri Matahari Terbit” itu. “Karya Tuan Toriyama telah menghasilkan pengakuan luas terhadap konten Jepang di seluruh dunia,” tambah Hayashi.

Duka mendalam dirasakan semua insan komik di sleuruh dunia. Eiichiro Oda, pencipta manga blockbuster One Piece, mengatakan bahwa kehadiran Toriyama seperti ”pohon besar” bagi seniman manga muda. ”Dia menunjukkan kepada kita semua hal yang bisa dilakukan manga, mimpi untuk pergi ke dunia lain,” kata Oda.

“Kematiannya meninggalkan ”lubang yang terlalu besar untuk diisi,” kata lanjutnya.

Senada dengan itu, kreator manga "Naruto" Masashi Kishimoto bercerita bahwa karya-karya Toriyama yakni "Dr. Slump" dan "Dragon Ball" telah menemaninya sejak kecil dan menjadi bagian dari hidupnya.

"Bahkan ketika hal-hal menjadi sulit, 'Dragon Ball' selalu membuat saya melupakan hal itu. Dragon Ball adalah penyelamat bagi anak desa seperti saya," ujar Kishimoto.


Kishimoto memandang Toriyama sebagai seorang mangaka yang menjadi panutannya bahwa dia menyebut Toriyama sebagai "Dewa Manga".

Diketahui, Toriyama memulai karirnya di industri manga pada usia 23 tahun ketika dia mengikuti kontes kreator manga amatir yang digelar Kodansha Weekly Shonen Magazine. Kemudian dia membangun reputasinya melalui serial manga "Dr. Slump" pada 1980.

Pada tahun 1984, Toriyama menciptakan manga "Dragon Ball" yang kemudian berlanjut ke seri "Dragon Ball Z" dan "Dragon Ball Super". Hingga saat ini, "Dragon Ball" menjadi salah satu judul manga terlaris dan paling berpengaruh sepanjang masa.

Manga tersebut menjadi inspirasi bagi komikus Jepang populer lainnya seperti Eiichiro Oda, Tite Kubo, dan Masashi Kishimoto yang masing-masing menjadi pengarang komik "One Piece", "Bleach, dan "Naruto".

Toriyama juga berkiprah dalam industri gim dengan menjadi desainer karakter gim "Dragon Quest". Kemudian dia bersama kreator "Dragon Quest" Yuji Horii dan kreator "Final Fantasy" Hironobu Sakaguchi menciptakan gim "Chrono Trigger" yang dianggap sebagai salah satu gim terbaik yang pernah dibuat.

Soft Power dan Politik Jepang

Di tahun 1983, Perdana Menteri Jepang, Yasuhiro Nakasone, diwawancarai untuk edisi khusus Majalah Time berjudul, "Jepang: Sebuah Bangsa yang Mencari Diri Sendiri."

Dia  menyatakan: "Jepang mungkin seperti gula atau garam, kecuali jika kita mencoba mencicipinya, kita mungkin tidak akan pernah bisa memahami Jepang. Dulu, kita kurang dalam upaya mempublikasikan budaya Jepang. Kita sudah cukup berhasil dalam mengekspor produk. Tapi mulai sekarang, kita harus melakukan upaya yang lebih besar dalam mengekspor informasi budaya."

Pemerintah Jepang menggunakan budaya populer ini sebagai salah satu alat untuk meningkatkan soft power negaranya. Pemerintah mulai menyebarkan budaya populernya terutama anime, manga dan video games yang populer baik di negerinya sendiri dan di negara lain.

Sejarawan Saya Sashaki Shiraishi dalam tulisannya yang berjudul Japan’s Soft Power: Doraemon Goes Overseas, memaparkan analisis menarik tentang komik sebagai bagian dari soft power Jepang.

Dia mengutip istilah soft power yang dipopulerkan akademisi asal Harvard, Joseph Nye, untuk menggambarkan bagaimana pengaruh budaya dalam dinamika politik.

Shiraishi menggambarkan persaingan antar negara di era pasca Perang Dunia kedua yang lebih mengarah pada persaingan ekonomi dan bisnis. Doraemon dan juga beberapa tokoh dalam komik seperti Astro Boy dan Dragon Ball telah menjadi bagian dari ikon Jepang saat melakukan penetrasi ke banyak negara.

Melalui strategi budaya populer, Jepang lalu membanjiri pasar dunia dengan berbagai produk Jepang. Inilah strategi budaya yang ampuh, efektif, dan terasa menyenangkan, namun secara perlahan diikuti oleh penetrasi ekonomi.

Kini, dampak soft power itu kian terasa saat meninggalnya Toriyama ditangisi seluruh dunia. Karakter Sun Goku yang terbang dengan kedua sayap di punggunya menjadi trending di beberapa platform media sosial.

Beberapa klub bola menyatakan duka mendalam. Mulai dari Bayern Muenchen, Real Madrid, hingga AC Milan mengunggah ucapan duka. Semua berterima kasih atas kenangan masa kecil bersama Dragon Ball.

Di situs weibo, seorang penggemar masih tidak terima dengan kematian Toriyama. Dia mengajak orang-orang untuk melakukan sesuatu. ”Ayo kumpulkan ketujuh bola naga dan hidupkan kembali Tuan Akira Toriyama!”

Di kisah Dragon Ball, ketika tujuh bola naga terkumpul, maka semua harapan dan impian akan terkabulkan. Sebagaimana penggemar itu, kita berharap Toriyama hidup kembali dan menghibur kita semua.

Sayōnara [さようなら]



0 komentar:

Posting Komentar