Pulau KUCING


Di Sengkang, Sulawesi Selatan, seorang kawan bercerita tentang pulau unik di tengah Danau Tempe. Penghuni pulau itu bukan manusia, melainkan kucing dari berbagai ras.

Dahulu, warga membuang kucing ke pulau itu. Para nelayan yang melintas selalu menyimpan ikan untuk para kucing. Nelayan menanam harapan: “saya simpan ikan untuk kalian. Kalau saya pulang membawa banyak hasil, kalian akan dapat bagian.”

Seiring waktu, terdapat ikatan kuat antara nelayan dan kucing. Saat pergi dan pulang, melayan menyimpan ikan untuk kucing. Para kucing pun girang bertemu nelayan.

Saya teringat sahabat di Fakultas Hukum, Unhas. Saat kami kuliah, dia sudah menikah dan punya anak. Saat dia hendak pulang, dia selalu membeli  permen untuk anaknya. 


Mengapa? Tanya saya suatu ketika. “Memang ini hanya permen. Tapi gara2 permen ini, anak saya tidak sabar untuk menunggu setiap hari. Dan harapan kuat seorang anak agar bapaknya kembali dalam keadaan sehat adalah doa terbaik yang akan mengetuk pintu langit,” katanya.

Kita selalu ingin membangun bonding dan ikatan kuat. Bukan hanya ayah dan anak, tetapi juga manusia dan kucing. Semua terhubung dan terkoneksi melalui bahasa cinta.

Sayang, saya tak bisa melihat Pulau Kucing. Danau Tempe sedang mengalami kekeringan dan pendangkalan. Pulau Kucing tersambung dengan daratan. Maka berpindahlah kucing ke daratan, kembali berumah bersama para nelayan baik hati di Danau Tempe.

Untungnya, seorang kawan tetap mengajak ke Danau Tempe. Dia membuka restoran apung di sana. Kami berperahu ke restoran di tengah danau. Di sana, ada banyak kuliner Bugis telah menunggu. Nyamanna!


1 komentar:

Titik mengatakan...

Wah keren Pak tempatnya, suatu waktu ingin berlibur kesana.

Jasa Towing Surabaya

Posting Komentar