Liliput yang Menyerang Trump


Di tahun 2012, saya mengikuti kampanye Presiden Obama di Ohio, Amerika Serikat. Seminggu sebelum kampanye, orang-orang sudah antre untuk tiket. Semua nama dicatat. Alamat email, nomor HP, juga alamat rumah harus dimasukkan.

Di hari H, ada beberapa lapis penjagaan harus dilalui, sebelum akhirnya diizinkan masuk lokasi kampanye. Semua prosedur harus dijalani demi menyaksikan orang nomor satu di Amerika Serikat. 

Di sekitar lokasi, banyak orang berpakaian jas hitam, kaca mata hitam, serta ada alat komunikasi di telinganya. Itulah Secret Service (SS), agen rahasia yang berfungsi selaku pasukan pengawalan presiden. 

Seorang sahabat di kelas Politics of Developing Area menjelaskan tentang SS. Katanya, SS dibentuk sejak era Abraham Lincoln pada 14 April 1865. Sayangnya, di hari terbentuknya SS, Abraham Lincoln terbunuh. 

Tahun 1901, SS menjadi pasukan pengamanan presiden. Personel SS memiliki semua keahlian seorang pasukan khusus. Mereka menguasai semua jenis senjata, bisa bela diri, dan punya keahlian menjinakkan bom. Bahkan personel SS juga menjadi cikal bakal dari dibentuknya agen intelijen FBI.

Personel SS juga didoktrin untuk siap menangkis peluru yang ditembakkan ke Presiden Amerika Serikat. Mereka memilih mati ketimbang gagal. Namun sejak terbentuk 149 tahun yang lalu, hanya satu anggota SS yang tewas akibat melindungi presiden.

BACA: Ideologi Kiri Kanan yang Menyambut Corona

Peristiwa ini terjadi pada 1 November 1950, saat dua warga Puerto Rico menyerbu kediaman Presiden Harry Truman. Agen Leslie Coffelt tertembak tiga kali di dada dan perut.

Namun, cerita SS tidak selalu keberhasilan. Kegagalan Secret Service terbesar adalah saat gagal melindungi Presiden John F. Kennedy yang tewas terbunuh pada 22 November 1963.

William Manchester, dalam bukunya berjudul The Death of the President tahun 1967 mengungkapkan bahwa sembilan agen SS minum-minum di tengah malam, sehari sebelum peristiwa itu terjadi. Seorang agen bahkan keluar minum hingga pukul 5 pagi. Kegagalan melindungi Kennedy itu menjadi trauma yang tidak boleh terulang.

Kini, semua agen SS mesti punya fisik prima dan konsentrasi penuh untuk menjaga presiden. Mereka sangat terlatih dan siap mengantisipasi jika ada pihak yang hendak mencelakai presiden. 

Pengamanan untuk Presiden AS adalah pengamanan paling ketat sedunia. Jika Presiden AS hendak keluar negeri, SS akan tiba tiga bulan sebelumnya di lokasi. Mereka berkoordinasi dengan militer setempat, membuat standar pengamanan, menjaga hotel, dan membawa unit K-9 Secret Service yakni pasukan anjing.

Saat Presiden AS terbang dengan pesawat Air Force One, di sekeliling pesawat itu, akan ada enam pesawat yang mengawalnya. Ada pesawat yang membawa helikopter, kargo untuk limousin presiden dan hal-hal yang lain. Dalam proses ini setidaknya ada ribuan orang yang dilibatkan. Semua itu hanya untuk keselamatan satu orang saja yakni presiden AS.

pesawat yang mengawal Air Force One


Bahkan kemanapun pergi, SS selalu membawa pasukan koki atau juru masak untuk presiden. Mereka selalu melayani Presiden AS di White House sehingga mereka tahu selera presiden dan keluarganya.

Para koki ini berbelanja di pasar lokal, menguji sendiri makanan itu agar bersih dari racun, serta menghidangkannya tepat di hadapan presiden. Mereka bekerja dengan standar yang ketat untuk memastikan presidennya tetap aman dan baik-baik saja.

Semua agen SS ini tahu bahwa mereka tidak sekadar mengamankan Presiden AS, tetapi juga sedang mengawal sejarah. Semua yang dilakukan presidennya adalah sejarah. Jika suatu saat mereka gagal, maka mereka telah mewariskan sejarah yang buruk.

Wajar saja jika ada yang mengatakan, seorang Presiden AS adalah manusia paling aman di dunia. Sebab semua standar pengamanan dijalankan dengan prosedur paling ketat. Mereka mengantisipasi para teroris, perusuh, dan mereka yang berniat jahat.

*** 

Pengumuman di Twitter itu terdengar seperti dentuman bom atom. Presiden Trump yang memimpin negara paling kuat sejagat mengumumkan dirinya terserang virus Covid. Bursa saham bergejolak. Semua tidak menyangka. Para agen SS seakan tidak percaya.

Pengamanan paling ketat dan canggih sejagat ditembus oleh virus kecil yang justru selama ini tidak diperhitungkan oleh Presiden Trump sendiri. Dalam banyak kesempatan, dia meremehkan kemampuan virus. Padahal virus punya kemampuan yang bisa menembus standar pengamanan serta ketatnya penjagaan untuk Trump sendiri.

Pertahanan yang sekokoh raksasa dan sekuat Hulk malah bisa ditembus oleh makhluk sekecil liliput yang tak kasat mata, tetapi bergerak lebih efektif dan menyebar dari manusia ke manusia.

Tembusnya pertahanan Amerika Serikat seharusnya membawa pencerahan baru kepada dunia. Bahwa ancaman terbesar manusia bukan hanya terorisme dan konflik bersenjata. Ancaman terbesar manusia adalah virus-virus dan wabah yang bergerak lintas negara, berpindah dari hewan ke manusia, serta sanggup menembus pengamanan paling ketat.

Setelah pandemi berlalu, ada kesadaran baru yang memeluk semua umat manusia. Investasi terbesar bukanlah pada senjata dan peralatan tempur untuk menyerang bangsa lain, tetapi pada dunia kedokteran. Manusia mesti memperbanyak riset-riset kedokteran, memperbaiki semua fasilitas kesehatan, dan membenahi jejaring pelayanan kesehatan sampai ke level paling bawah.

Bukan hanya itu, saatnya investasi besar-besaran pada upaya untuk mengembalikan semua fungsi ekologis. Saatnya mengembalikan hutan lebat sebagai habitat hewan liar, yang selama ini menjadi benteng manusia dalam menghadapi virus.


Sebagaimana dicatat Jared Diamond dalam Guns, Germs, and Steel, pandemi atau wabah bermula dari tindakan manusia yang mendomestikasi hewan liar. Hewan liar yang kini dikonsumsi itu ternyata menjadi rumah dari banyak virus, yang bisa mengancam manusia. Saat populasi mereka dihabisi dan diburu untuk dimakan, maka virus-virus itu mencari rumah baru yakni manusia.

BACA: Saat Virus Menyerang Homo Deus

Pada akhirnya kita menyadari kalau secara biologis, manusia adalah hewan yang hanya menumpang di bumi. Kita harus hilangkan keangkuhan sebagai pemilik alam yang memonopoli semua jengkal lahan di alam, tanpa memberi ruang bagi hewan dan tumbuhan. Jika kesadaran ekologis ini tidak terbangun, maka wabah ini akan hadir kembali. Cepat atau lambat.

Setelah Presiden Trump diserang virus, dunia menjadi kian was-was. Boleh jadi, jumlah orang yang apatis akan makin berkurang. Jika presiden di negara adidaya saja bisa terserang, maka siapa pun berpotensi diserang. 

Seorang netizen bertanya di media sosial, kapan virus berakhir? Dia tidak pernah membaca pernyataan Dr Anthony Fauci, ilmuwan garda depan Amerika dalam melawan Covid: “You don't make the timeline, the virus makes the timeline."



1 komentar:

fendi chovi mengatakan...

Tulisan selalu keren, mas Yusran. HABIS membaca tulisan ini jadi sadar makna sehat dan menjaga kesehatan, dari virus dan senjata-senjata buatan manusia

Posting Komentar