ABRAHAM yang Selalu Kalah




Andaikan Abraham Lincoln (1809-1865) tidak kuat, mungkin dia sudah akan berakhir di rumah sakit jiwa. Kalah berkali-kali dalam kehidupannya benar-benar menjadi pukulan telak. Tapi dia tidak ingin terpuruk. Dia tetap maju, meskipun kalah terus.

Para sejarawan menyebut dirinya adalah sosok paling banyak menderita kekalahan. Dia lahir di tengah keluarga miskin. Masa kecilnya hidup melarat, tapi dia sudah terobsesi untuk jadi politisi. Sayang, dia tidak punya cukup uang. Dia juga tidak terkenal. Dia pun mulai berbisnis. Dia gagal dan terpaksa harus membayar utang selama bertahun-tahun.

Dia bangkit dan mencoba lagi. Tahun 1831, dia berhasil menjadi anggota legislatif. Dirinya semakin yakin kalau takdirnya di dunia politik. Abraham percaya bahwa ada banyak hal yang bisa dilakukannya di dunia politik.

Semasa di legislatif, dia mengenal seorang perempuan, yang kemudian menjadi tunangannya. Perempuan ini membantu menyusun strategi politik untuknya. Sungguh menyedihkan, tunangan itu meninggal dunia karena penyakit. Abraham mengalami depresi hingga terkapar di tempat tidur selama berbulan-bulan. Dia divonis menderita neurasthenia, penyakit saraf lemah.

Tahun 1838, dia pulih. Kenekatannya kembali datang. Dia mencalonkan diri sebagai Speaker of State Legislature. Gagal. Tahun 1843, dia mencalonkan diri sebagai anggota kongres. Gagal lagi. Tapi dia bukan orang yang mudah patah. Dia selalu menantang dirinya: “Mengapa harus gagal?” 

Tahun 1846, kembali mencalonkan diri sebagai anggota kongres. Kali ini dia berhasil. Dua tahun bekerja, dia ingin terpilih lagi. Dia pikir dirinya cukup menonjol sebagai anggota kongres. Ternyata dia gagal. Ia kehilangan sejumlah besar uang untuk pemilihan tersebut, Lincoln melamar pekerjaan sebagai land officer, tapi ditolak.

Pemerintah negara bagian mengembalikan surat lamarannya dengan penjelasan bahwa "Untuk menjadi pejabat negara dituntut kandidat yang punya bakat dan kecerdasan yang luar biasa, dan permohonan Anda gagal memenuhi tuntutan ini."

Pada tahun 1854, dia mencalonkan diri sebagai anggota Senat, kembali gagal. Dua tahun kemudian, ia mencalonkan diri untuk menjadi Wakil Presiden Amerika Serikat. Namun, kalah. Dua tahun kemudian, ia mencalonkan diri kembali sebagai anggota Senat, dan gagal lagi.

Abraham telah mencoba 11 kali, tapi hanya berhasil 2 kali, namun, ia tak pernah menyerah untuk mewujudkan keinginannya, ia selalu menjadi sosok orang yang menjalani hidupnya sesuai keinginannya sendiri, dan tidak diombang-ambingkan oleh nasib.

Dan ternyata benar, ia memang ditakdirkan untuk menjadi orang hebat. Pada tahun 1860, akhirnya dia terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat ke-16. Mulailah dia membuat sejarah. Dia dikenal sebagai presiden yang menghapus perbudakan, mengatasi civil war, serta meletakkan landasan kuat bagi demokrasi di Amerika Serikat. 

Dia menjadi presiden paling besar dan paling dikenang di negara itu.

Jika saja mentalnya rapuh, mungkin dia sudah lama terpuruk karena kegagalan bertubi-tubi. Salah satu kutipannya yang terkenal adalah: “The best way to predict the future is to create it.” Cara terbaik untuk menebak masa depan adalah dengan mewujudkannya. 

Untuk mencapai puncak, Anda harus punya konsistensi dan keberanian untuk terus mencoba. Anda tak pernah tahu sudah sampai di titik mana. Tapi ketika Anda berhenti, maka Anda bisa kehilangan peluang. 

JIka berhenti di tengah, maka Anda bisa kehilangan kesempatan emas sebagaimana pernah dialami seorang penggali berlian. Saat sudah jauh menggali, tiba-tiba ada rasa putus asa dan merasa gagal. Dia berhenti. Saat itulah datang orang lain, yang baru sekali mengayunkan linggis, langsung menemukan berlian. Penggali itu mundur pada saat dirinya sedikit lagi berhasil.

Jadilah seperti Abraham yang tak berhenti mencoba. Bahkan tetes air pun bisa melubangi batu sebab konsisten dan tak berhenti. Saat Lincoln mencapai tujuan, dia berujar, “Ternyata saya baru sadar kalau saya ditakdirkan menjadi presiden.” 

Belajar dari Abraham, orang hebat bukanlah orang yang bisa menggapai puncak karier tertinggi dalam kehidupannya. Bukan orang yang dengan mudah berada di puncak. Orang hebat adalah orang yang berkali-kali jatuh, tetapi berkali-kali pula selalu berhasil bangkit kembali.

Kehebatan tidak terletak pada jalan lurus mencapai puncak. Tapi pada kekuatan untuk selalu bangkit dan memaknai kekalahan sebagai duri-duri dan tantangan yang akan membuat seseorang berdiri, meskipun tertatih, lalu kembali mengejar impiannya.



0 komentar:

Posting Komentar