SEMINGGU silam, saya selalu menantikan
berita tentang Jokowi. Minggu ini, saya tak lagi menantinya. Saya sekarang
menunggu-nunggu semua berita tentang Anas Urbaningrum. Segala hal tentang Anas
selalu menarik. Apalagi, ia tengah memasuki bidak catur dan memainkan pion yang
berhadapan dengan bidak catur Presiden SBY.
Saya tahu bahwa Anas adalah tersangka. Ia
dituduh terlibat dalam kasus korupsi. Namun entah kenapa, saya selalu
menyenangi penampilan dan langkah politiknya. Walau dirinya dibuang oleh partai
besar itu, ia masih punya langkah-langkah politik demi menunjukkan bahwa
dirinya tetap eksis dan tidak tenggelam begitu saja. Dengan posisinya yang di
luar lingkaran kuasa, ia lebih leluasa dan lincah dalam memainkan buah catur. Di
situlah letak menariknya.
Saya menyenangi gaya komunikasinya yang
tetap tenang dan secara halus menyampaikan sindiran. Ia pandai memanfaatkan semua
elemen di seitarnya demi menyampaikan pesan. Saat wawancara di rumahnya, ia
selalu duduk di dekat foto mertuanya, seorang kiai yang cukup disegani. Tadi,
saya melihat dirinya diwawancarai di satu ruangan, di mana ada banyak orang
sedang berpakaian Islami. Sepertinya ia tengah berada di satu pesantren. Ia
cukup cerdas mengirim pesan politik.
Jika terbukti ia korupsi, saya sangat
menyayangkannya. Seorang politisi muda yang cemerlang sepertinya, terlampau
cepat untuk masuk dalam peti es dunia politik. Akan tetapi jika ia bisa lolos
dalam kasus ini, namanya akan semakin melejit. Ia akan kembali mendapatkan nama
besar serta pengaruh yang pernah ditanamnya sejak menjadi aktivis mahasiswa
hingga menjadi ketua umum partai.
Yang jelas, saya tak sabar untuk menunggu
perkembangan kasus ini.
0 komentar:
Posting Komentar