Malaikat Kebajikan untuk Ara


Ara tersenyum saat menerima boneka kecil

DAHULU, ketika memutuskan hendak menikah, saya sempat dilanda kepanikan sebab memikirkan dengan cara apa hendak memberi nafkah buat istri. Saat itu, saya tak punya pekerjaan tepat. Tapi, jalan takdir selalu punya cara sendiri untuk melimpahkan rezeki dengan cara-cara yang ajaib dan tak terduga.

Ketika kemudian saya memiliki anak, kembali saya dipanikkan hal yang sama. Seorang sahabat membisikkan kearifan masyarakat Bugis bahwa seorang anak memiliki rezekinya sendiri-sendiri. Seorang anak ibarat anak panah yang melesat menggapai takdirnya, dan para orang tua adalah busur yang melepaskannya.

Sejak Ara lahir, saya berkarib dengan beberapa kemujuran. Kadang susah menjelaskannya, namun mungkin ini adalah jalan baginya untuk menggapai takdir. Entah kenapa, sejak kedatangannya, saya tiba-tiba saja dikelilingi malaikat-malaikat yang seolah hadir dan menebar kebaikan di setiap jejak langkahnya.

Sejak Ara pertama datang ke kota kecil Athens, ada-ada saja orang yang datang membantu untuknya. Pertama tiba, Camilo dan Erica, sahabat asal Colombia, membawakan baju-baju untuk Ara. Mereka juga membawa sepatu boot, jaket, serta boneka-boneka. Bahkan, mereka juga menghadiahkan satu kursi makan yang amat cantik.

Beberapa sahabat Indonesia juga sering membelikan boneka serta permainan. Saya tak sanggup menghitung banyaknya hadiah yang diterimanya. Ara tak pernah kekurangan kasih sayang di sini. Ada banyak orang yang bersedia menjadi relawan untuk menggendong dan menjaganya. Barusan di facebook, saya dihubungi sahabat asal Laos yang menawarkan diri untuk menjagai Ara. Ia tak meminta apapun. Ia hanya ingin merasakan kebahagiaan bersama anak kecil semanis Ara.

Ara bersama coklat hadiah dari Linda Esch

Kemarin, Linda Esch, gadis manis asal Jerman Timur, menghadiahkan dua bungkus besar coklat asal Jerman. Rasanya jauh lebih enak dari coklat-coklat yang dijual di Indonesia. Tak terhingga rasa terimakasih saya ajukan kepada Linda. Kepadanya, saya menjanjikan pertemanan yang tulus. Semoga saja Yang Maha Mengenggam tak akan pernah melepaskan genggaman kasih kepada Linda.

Setiap kali mengingat kehangatan persahabatan dan persaudaraan di sini, saya tak henti-hentinya bersyukur. Saya tahu bahwa saya bukan seorang kaya. Saya orang biasa yang tak punya apapun. Saya tak punya harta benda yang mentereng dan membuat kagum orang-orang. Saya hanya seorang jelata yang memiliki tanggungan keluarga kecil.

Namun saya amat bahagia karena memiliki sahabat-sahabat dari berbagai negara. Saya bangga bisa dipertemukan dengan banyak orang yang selalu melihat kehidupan secara positif, banyak orang yang selalu melakukan hal-hal baik demi menghadirkan senyum di wajah orang lain, orang-orang yang terlahir untuk mejadi malaikat kebajikan bagi sesamanya. Orang-orang yang mencintai sesamanya dnegan tulus, tanpa mengharapkan sesuatu, semata-semata demi menegakkan kalimat kemanusiaan dan menyirami bumi dengan cinta kasih.(*)


Athens, 29 Maret 2012

2 komentar:

Nana mengatakan...

Araa...
Ngegemesin... :)

Lispa Lui mengatakan...

ara suka coklat ritter sport juga ya? yg almond sm vanila enak, ara..

Posting Komentar